Tugas 10 – Namira

Tema : Fantasi

Pettunjuk cerita : Ramuan

Petunjuk gambar : Surat

Judul cerita : Ramuan

Nama penulis : Namira Fayola Ritonga

Sampul depan :

SD NAMIRA10.png

Sampul belakang :

SB NAMIRA10.png

Punggung buku :

PB NAMIRA10

Cerita :

“Cepat! Cepat! Berikan kepada dia! Jangan sampai kita ketahuan!” bisik seorang anak perempuan bernama Vania. Temannya yang di sebelah, segera menyerahkan gumpalan kertasa berisi tulisan yang barusan di tulis oleh Vania. Aini, segera menyambar gumpalan kertas yang di serahkan Sasha. “Apa ini Van?” tanya Aini sambil mengerutkan keningnya. Vania melotot kesal padanya, sudah jelas-jelas Aini melihat yang di serahkan Sasha adalah gumpalan kertas, buat apa lagi di tanya? Segera buka! Vania akhirnya menunjuk kertas, kemudian pura-pura menulis di atasnya. Aini akhirnya paham, dan ber-oh pelan sambil membuka kertas yang di berikan Sasha. “Hmm….apa sih yang sangat ingin di beritahu Vania? Sampai dia menyerahkan surat seperti ini?” Aini membuka surat itu di laci mejanya, dia kemudian menunduk, agar tidak ketahuan oleh ibu guru yang sedang mengajar di depan. Isi surat itu adalah : Aini, aku punya rencana hebat! Kita bisa menggunakan laboratorium milikmu untuk melakukan rencana hebat itu! Tenang saja….semuanya akan terkendali. Aku tahu kamu bakal khawatir setelah membaca surat ini, karena itu juga reaksi yang di berikan Sasha. Pokoknya, kita harus berkumpul di rumahmu setelah pulang sekolah, (Karena kita kan makan siang di sekolah…hihihi) Jangan lupa ya!      *DARI VANIA, UNTUK SASHA DAN AINI*   

Aini tampak agak bingung dengan surat yang di tulis Vania barusan, sesuatu yang hebat? Walaupun Vania seringkali mengeluarkan ide menarik, tidak ada yang berani mencoba melakukan ide Vania. Aini dan Sasha takut kalau ternyata ide itu gagal dan membahayakan mereka bertiga. Namun, kali ini, nampaknya, Vania sudah ‘memaksa’ mereka untuk melakukan idenya. Aini menghembuskan nafas pelan, dia hanya bisa berharap ide vania akan berrhasil, meskipun dia tidak tahu apa idenya. “Aku harap, kami bertiga baik-baik saja….”  Aini berkata dalam hati, kemudian meneruskan menyimak keterangan yang di berikan ibu guru di depan kelas.

 

Tugas 8- Jaihan

Tema: Profesi

Petunjuk gambar: Dokter, putih, coklat

Petunjuk Cerita: Dokter

Judul buku: Hadiah Terbaik

Nama penulis: Dzakiyyah Jaihan

Sampul depan:

Sampul belakang:

Punggung Buku:

Cerita:

Hadiah terbaik
Matahari menampakkan diri, tak segan menyebarkan cahayanya. Sebagian cahaya itu menyentuh permukaan tanah, sebagiannya lagi menyentuh pucuk-pucuk pohon di hutan, sebagiannya lagi berhasil menembus kemah petualang sehingga membuat cahaya bergradasi. Sebagian cahaya itu dengan senang hati membelai kain jemuran yang basah, dan sebagian cahaya itu berhasil menghangatkan tubuh lembut dan tubuh perkasa, sampai kedua tubuh itu megeluarkan setetes demisetetes air.
Pohon-pohon mulai berbuah yang banyak. Beberapa buah tampak masih berbentuk bakal, beberapa lagi sudah membentuk buah muda, dan beberapa lagi tampaknya sudah matang. Bau manis buah matang itu menyebar kemana-kemana, ahh.. sedap… Hewan maupun Manusia berebut untuk memetik buah yang meneteskan air liur itu. Betapa tidak! Musim buah hanya sekali sampai tiga kali setahun. Meskipun diwaktu lain berbuah juga, tapi buahnya tak sebanyak di musim buah dan buahnya pun tak semanis sekarang ini. Bagi sekolah Petualang, saat ini adalah musim emas. Karena sebelumnya tidak ada musim buah yang buahnya semanis sekarang ini.
“Woii..!” Panggil Amer. Semua mengerumuninya.
“Lihat, banyakkan aku dapat buah..!” Harun berseru riang, dia meraih satu buah di dalam keranjang.
“Kalian berdua yang metik?” Tanya Amaroh ikutan meraih buah di dalam keranjang, tapi tanggannya berhasil dicegah Amer.
“Iya.” Jawab Amer ketus.
Aulia segera mengambil buah mangga dari keranjang biru itu. “Minta mangga satu..!” Serunya yang sudah tak tahan melihat buah mangga manis itu.
Hap! Tangannya dicegah Harun. Harun mentapnya tajam. “Enak saja! Metik sendiri dong..!”
Aulia menarik kembali tangannya. Sedangkan Harun dan Amer segera pergi menuju tepi lapangan, menikmati semua buah-buah manis itu. yang lain hanya bisa meneteskan air liur.
“Eh, Yazid. Kamu petik ya buahnya. Ya, ya, ya..!” Thalha memohon sambil memelas pada Yazid.
“Nanti aku yang metik tapi kalian yang makan.” Kata Yazid jengkel.
“Kamu kan juga ada makan.” Kata Asad menyikut Yazid.
“Mana banyak aku makan dengan kalian?” Tanya Yazid melotot, dia menatap jengkel Nazira. Nazira hanya tersipu, jelas-jelas dia yang banyak makan.
“Iya, iya. Nanti jika buahnya habis, kami lagi yang metik.” Kata Nazira meyakinkan.
“Benar, nih?” Yazid bertanya serius. Nazira mengangguk mantap, jarang mereka damai seperti ini.
“Ya, udah. Kalian bersiap dari bawah pohon.” Kata Yazid segera pergi ke pohon Mangga yang berbuah lebat. Lalu dia memanjatinya.
“Ingat! Jangan ada yang makan dulu sebelum aku turun.” Kata Yazid memperingati. Yang lain mengangguk setuju. Ini seperti perjanjian dengan TJPM saja.
Yazid mulai beraksi. Dengan lincah dia memanjati pohon mangga yang ada di tengah lapangan. Berjalan di dahan pohon yang bergoyang seakan berjalan di tanah saja olehnya. Cekatan dia memetik buah, lalu melemparnya tiba-tiba tanpa mengabari, membuat semua orang kaget dan mengejar buah-buah yang jatuh.
“Oi, Yazid! Kau tak bisa pelan?” Logat bahasa asli Aulia keluar. Yazid hanya nyengir, kan sudah aku bilang siap-siap di bawah pohon tadi, mungkin begitu pikirnya.
Satu jam setelah memanjati beberapa pohon dan memetik banyak buah, Yazid pun turun dari pohon. Pas sekali ketika kakinya menyentuh tanah, buah-buahan itu lansung diserbu. Yazid hanya bisa memandang jengkel dan sebal. Dia segera mengambil bagiannya. Eh, nggak terasa baru satu menit buah-buah itu lansung habis ludes. Metiknya lama sampai satu jam, makannya sebentar hanya satu menit.
“Yah, sudah habis.” Keluh Aulia. “Siapa nih yang congok?”
“Nggak ada yang congok Au..! Memang buahnya yang nggak cukup buat kita semua.” Jawab Nazira menenangkan.
“Lalu sipa yang mau metik lagi?” Tanya Laila menatap teman-temannya.
“Anak jantan lah..” Jawab Aulia sembari menunjuk anak laki-laki.
“Bah! Kami lagi! Kami banting tulang metik, terus kalian santap dengan santai seperti noni-noni belanda.” Kata Asad degan jengkel menolak.
“Kami nggak mau metik. Gantian dong metiknya..! giliran kalian sekarang yang metik.” Tanpa rencana anak laki-laki kompak bicara.
Anak perempuan saling tatap, bingung. Nasib mereka jika tak ada yang metik, itu artinya mereka juga tak bisa menikmati buah.
“Nazira, kamu yang metik ya..” Kata Aulia menjawil tangan Nazira.
Nazira menatapnya. “Yang lain saja. Aku terus yang metik dari anak perempuan, macam Tarzanah saja.”
“Tarzanah? Baru kali ini aku dengar.” Kata Haura tertawa geli.
“Nggak mungkin Tarzan, itu buat laki-laki.” Nazira menjawab polos.
“Oya! Aku punya ide. Bagaimana jika yang belum pernah metik buah di sekolah petualang saja yang metik?” Tanya Nazira memberi usulan. Semua mengangguk setuju, hanya Laila yang ragu setuju.
“Syifa!” Tunjuk Nazira tertawa menjahili. Syifa tak menyangka ditunjuk secepat itu, dia mulai memikir.
“Aku pernah metik!” Syifa buru-buru menjawab.
“Di sekolah petualang?” Tanya Nazira. Syifa mengangguk. Nazira mengangkat mulut bawahnya, jelas dia tak percaya.
“Kapan?” Tanya Nazira.
“Waktu kita lagi di pohon rambutan.” Jawab Syifa.
Nazira terus mencari orang yang belum pernah memetik buah, tapi semuanya sudah pernah memetik meski sekali. Akhirnya ketemu lah orang yang tak pernah memetik buah di sekolah Petualang sama sekali. Laila. ya, Laila. Dia lah yang belum pernah memetik buah di sekolah petualang sama sekali. Dia tidak ahli dalam manjat memanjat, dia juga tak punya pengalaman memanjat pohon yang tinggi. Dia tidak pernah memanjat pohon yang tinggi. memetik pernah, tapi tidak dengan memanjat. Laila memetik dengan kayu.
“Tapi aku nggak pernah metik dengan memanjat.” Laila mengeluh, wajahnya tertunduk.
“Yee, mau pernah mau nggak pernah, harus dilaksanakan.” Kata Humairoh cengesan.
Laila pun menurut. Dia segera menghampiri pohon kelengkeng yang tak kalah banyak buahnya. Pohon itu cukup tinggi dan akan sangat sulit buat Laila untuk memanjatinya. Tapi bau khas kelengkeng memang lah sangat menggoda. Laila segera memanjati pohon itu. Uhh… Sulit sekali. Begitu maksud ekspresi wajah sebalnya. Untung saja dia memakai RokCel (Rok Celana), sehingga bisa memudahkan gerakannya.
Semua orang tertawa melihat gerakannya yang tidak terbiasa dalam manjat memanjat, termasuk anak laki-laki dari kejahuan. Kaki Laila seperti mau menaiki tangga saja, sehingga menarik perhatian semua orang. Kapten, Letnan, Jenderal, dan anak laki-laki menghampiri pohon kelengkeng yang dipanjat Laila. Kini Laila seperti pertunjukan anak bayi saja, atau monyet yang memanjat pohon dengan lucu.
Plak! Belum satu meter Laila sudah terjatuh.
“Aduuhh..” Laila mengaduh pendek, semua orang tertawa.
Laila tak menyerah, dipanjatinya lagi pohon kelengkeng itu. beberapa kali dia terjatuh, tapi Laila pantang menyerah. Ketika memanjat untuk keempat kalinya, Laila berhasil karena semangat dan usaha yang tinggi. semua bertepuk tangan.
“Cepat sekali Laila naik tah-tah..!” Yazid pura-pura kagum, kalian tahu lah tujuannya apa.
Laila terus memanjat dengan cepat. Semua orang menyemangatinya. Suara gemuruh di mana-mana.
“Laila, Laila, Laila!!” Seperti ada perlombaan 17 Agustus saja.
Laila meraih dahan pohon yang ada di atas kepalanya, memegang kuat, lalu menaiki dahan itu. Laila duduk sebentar di dahan kokoh yang baru saja dinaikinya. Buah-buah kelengkeng yang bergelantungan membuatnya tak sabar untuk memetik. Laila melanjutkan lagi, dia mulai memetik.
Hap, hap! Banyak sekali kumpulan buah kelengkeng batang yang dipetiknya. Tapi semua kurang besar, kelengkeng yang besar-besar ada di ujung ranting dan dahan. Tapi itu pasti sulit untuk mengambilnya. Ah, kelengkengnya besarnya gitu-gitu aja. Jika Yazid, Asad, Nazira, atau anak laki-laki yang memetik, pasti dapet buah yang besar-besar.
Bosan sekali mereka yang di bawah mendapatkan buah yang kecil-kecil. Laila pun sebenarnya bosan juga. Tapi dia takut jatuh jika pergi ke ujung dahan.
“Lai! Coba ambil yang di ujung dahan lah..! Bosan orang di bawah!” Yazid berteriak lantang, semua orang memandangnya. Berani sekali Yazid mengatakan hal itu, sambil teriak pula, pikir mereka.
Tapi Laila hanya mengagguk. Dia memberanikan diri untuk merayap ke ujung dahan. Laila merayap seperti anak kecil, membuat semua orang tertawa kembali. Sampai lah dia di ujung dahan yang buahnya besar-besar dan banyak. Laila memetik sambil tengkurap di dahan pohon, dia takut jatuh.
“Di atas, Lai!” Seru Nazira dengan kedua tangan tertangkup di sudut bibir.
Laila mengangguk menuruti, lalu segera berdiri dengan hati-hati. Tangannya terbentang di udara, berusaha menyeimbangkan badannya. Setelah yakin telah seimbang, Laila pun menurunkan tangannya. Dia mengangkat tanga kanannya dengan hati-hati, ingin memetik buah kelengkeng di atas kepalanya.
Tapi…
Belum sempat dia memetik kelengkeng itu, tubuhnya bergoyang tak karuan. Keseimbangannya hilang tanpa sebab. Orang-orang yang tadi bersorak berubah menjadi panik, bagaimana ini? Yang paling panik kapten, jangan sampai Laila celaka hanya karena memetik buah.
“Huaaa..!” Laila terkejut manakala badannya terpleset.
Prak, prak, prak…
Laila terhentak ke beberapa dahan. Lalu….
Brak..!
Suara itu terdengar mengerikan. Sampai di permukaan tanah kepala Laila terbentur akar pohon kelengkeng yang keras. Memang tidak berdarah, tapi membiru lebam. Kakinya tampak seperti tak bertulang, mungkin patah. Kaki Laila juga mengeluarkan banyak darah. Laila antara sadar dan tak sadarkan diri. Dia tidak menangis ataupun mengaduh, dia sudah takberdaya lagi. Wajah cantiknya! Keningnya tergores, pipi kanannya lebam, bibirnya berdarah, dan pelipis kirinya tergores kuat, sehingga mengeluarkan banyak darah.
Semua menatap ngeri ke arah Laila. Mengapa di hari kemerdekaan ini harus ada kesedihan? Mengapa di hari merdeka ada darah yang tumpah juga? Ada yang bersedih juga? Ada yang tak berdaya juga? Itu lah pertanyaan mereka semua.
“Cepat gotong dia ke UKS!” Kapten memerintah dengan lantang, dia melambaikan tangannya.
Tiga Letnan maju membantu kapten menggotong Laila. Mereka membawa Laila ke UKS. Petualang dan para Jendral mengikuti. Jendral Jilan segera membuka pintu UKS. Kapten dan tiga letnan itu membaringkan Laila di Bed pasien.
“Kalian semua keluar.” Perintah jendral Jilan, Yang lain hanya menuruti. Tinggal lah petugas UKS.
Mereka memeriksa Laila. Kepala Laila tidak bisa mereka sembuhkan, peralatan tidak memadai. Kaki Laila juga tidak bisa, mereka tidak ahli dalam tulang dan saraf, mereka hanya memperban kaki Laila. Mereka hanya mengobati luka-luka ringan di badan Laila. Goresan di kening dan di pelipis kanannya diberi Alkohol, lalu dilumuri Betadine. Pipinya dikompres, lalu di olesi dengan Zambuk. Bibirnya yang berdarah diberi minyak zaitun.
Petugas UKS keluar setelah mengobati luka Laila (kecuali kepala dan kaki). Baru saja membuka pintu, semua lansung bangkit mendekati petugas UKS.
“Bagaimana keaadaannya?” Tanya kapten Zoo memandangi petugas UKS serius, kini bukan serius lagi, tapi amat serius sekali.
“Kepala dan kakinya parah, kami tidak bisa mengobati. Peralatan di sini tidak memadai dan kami juga tidak ahli mengobati luka parah.” Jawab jendral Jilan menatap Laila iba.
“Orangtuanya sudah dihubungi?” Tanya jendral Ayu serius.
Kapten Zoo menggeleng. “Kita tunggu kepala dan kakinya diobati, baru lah kita hubungi orangtuanya.” Jawab kapten Zoo, kepalanya sudah pening.
“Kita tidak boleh membebankan orangtuanya, kita yang harus bertanggung jawab. Tak ada gunanya jika kita tidak menyelesaikan keaadaan yang terjadi di area kita, jangan seperti anak kecil yang bergantung terus ke orang lain.” Jelas kapten sambil bersedekap. Semua mengangguk menyimak.
“Coba hubungi dokter rumah sakit kapten, suruh kesini.” Ah, Yazid! Ngomongnya enteng saja. Emang semudah itu…!?
“Oi! Bawa saja Laila ke rumah sakit.” Nazira menyikut Yazid, usul Nazira disambut dengan gelengan Yazid.
“Bisa tercekik kita. Bawa ke rumah sakit, nanti ceritanya jadi panjang. Suruh nginap lah, suruh pakai ini lah, suruh beli ini lah, suru urus ini lah. Lebih baik panggil dokter kesini. Bawa ke rumah sakit emang nggak pake kendaraan? Mau pake kendaraan apa? Di sini nggak ada mobil. Lagian kalau ada keadaan sekarang sedang darurat, harus pake Ambulance.” Jelas Yazid, perkataannya berbeda 180 derajat dari biasanya. Sekarang Yazid sangat serius.
Kapten mengangguk setuju dengan Yazid, memanggil dokter. kapten mengeluarkan ponselnya, lalu mengetik nomor telepon seorang dokter.
Taninung, taninung, taninung…..
Ponsel kapten bersuara kencang.
Tlit..
Panggilan itu dijawab.
“Halo.” Sapa kapten.
“Halo..!” Seseorang di seberang sana balas menyapa.
“Bisa kesini kak? Ada anak yang terluka parah, darurat.” Tanya kapten Zoo penuh harapan.
“Wadooh, maap lah Zoo. Bukannya aku tak mau bantu kau. Tapi aku lagi ada kerja di Bangkinang, nanti malam aku baru balek.” Jawab ibu yang dihubungi dengan logat bahasa khas melayu.
“Tak apa lah kak.” Kata kapten Zoo, lalu memutuskan panggilan.
Kapten Zoo menelpon lagi, tapi sia-sia. Sebagian sibuk dan sebagian lagi tak menjawab panggilan. Ah, dokter memang kerjanya sibuk terus. Tak ada lagi harapan untuk Laila, tapi apakah akan berhenti sampai di sini?
“Bagaimana kapten?” Tanya Haura, wajahnya cemas.
Kapten melambaikan tangan. Ya begitu lah. Lalu kapten Zoo pergi ke kantornya. Semua saling tatap tak mengerti. Apa Laila akan dibiarkan begitu saja? Apa mereka akan menunggu Laila meninggal?
~~~
Kapten duduk di kursi sofanya. Kepalanya pening sekali memkirkan nasib muridnya. Ini kejadian pertama yang menegangkan. Semua orang tentu meminta pertanggung jawabannya, apa lah nanti kata wali murid, bisa jadi tahun esok sekolah Petualang tak bermurid. Dia harus mencari jalan keluar, tapi bagaimana caranya?
Kapten Zoo menatap fotonya yang sedang berdiri di deretan saudara laki-lakinya, itu foto dia ketika sedang menghadiri wisuda keponakannya. Di bagian tengah terdapat keponakannya dengan menggunakan baju dan topi wisuda, di bagian pinggir sebelah kiri terdapat deretan ibu-ibu, dan deretan sebelah kanan terdapat deretan laki-laki, kapten Zoo termasuk di dalamnya.
Kapten Zoo tersenyum kecil, mengingat masa lalunya. Keponakan perempuannya itu menghabiskan masa kecil dan masa mudanya di rumah kapten Zoo sendiri. Orangtuanya sibuk bekerja, mereka tidak memiliki banyak waktu bersama anak mereka. Kapten Zoo bersedia menjaga dan merawat anak mereka. Setiap hari keponakannya itu ke rumah kapten Zoo, dari pagi hingga sehabis magrib. Meskipun sudah besar, keponakannya itu selalu bermain di rumahnya. Terkadang keponakannya ikutan masak bersama istri kapten Zoo, terkadang membantu pekerjaan rumah dengan senang hati. Kapten Zoo dan istrinya sangat menyayangi keponakannya itu, mungkin karena mereka tidak memiliki anak perempuan.
Kapten Zoo tersenyum lebar mengingat masa lalunya. Kini keponakannya itu telah sukses, lulus dari Universitas Gajah Mada. Dan kini keponakannya bekerja di Aulia Hospital, bekerja menjadi dokter umum dan…..
Tiba-tiba kapten Zoo tersenyum lebar sekali. Dia mengeluarkan ponselnya lagi. menelpon seseorang lagi, mungkin dokter juga.
Taninung, taninung, taninung….. taninung, tanin…
Tlit..
“Assalamualaikum.” Sapa Kapten Zoo.
“Waalaikumussalam. Ada apa man?” Di seberang sana seorang dokter muslimah, cantik dan muda bertanya.
“Kamu bisa ke sini, Lala?” Tanya kapten Zoo.
“Emm…” Dokter itu sepertinya memikir.
“Bisa. Lala kan cuti sebulan ini, cuti dokter baru, hehehe…” Jawab dokter itu.
Kapten Zoo merasa senang. “Kalau begituke sini sekarang ya.. Darurat.”
“Emang ada apa paman Zoo?” Tanya dokter itu.
“Di sekolah Petualang seorang anak berumur sepuluh atau sebelas tahun jatuh dari pohon. Sekarang keaadaannya sedang kritis.” Jawab kapten Zoo dengan nada khawatir.
“Innalillahi…” Sahut dokter itu.
“Ya sudah, sekarang Lala kesana ya, man.” Kata dokter itu.
“Oya jangan lupa siapkan Ikan kuah darah, ya man..” Lanjut sang dokter, ah sama saja dengan kapten Zoo suka becanda.
~~~
Tiiit, tiit…
Terdengar bunyi klakson mobil. Mobil itu menjadi perhatian para petualang, letnan, dan jendral. Mobil siapa itu? Orangtuanya Laila? Tapi itu mobil Livina, bukan mobil orangtuanya Laila. Seseorang keluar dari mobil itu, pengendaranya. Seorang perempuan berjilbab memakai kemeja dokter yang bewarna putih. Dokter muda, muslimah, dan cantik. Dokter? semua terperangah. Mereka tidak menelpon dokter lagi.
“Assalamualaikum.” Sapa dokter itu.
“Waalaikumussalam.” Semua menjawab salam dokter muda itu.
“Cepat juga kamu datang, Lala.” Tiba-tiba terdengar suara kapten. Dokter itu hanya tersipu.
“Jadi kapten yang menghubungi dokter ini?” Tanya Nazira tak sabaran.
“Iya, ini keponakan saya, namanya Lala.” Kapten memperkenalkan dokter itu. Dokter itu tersenyum hingga gigi serinya tampak.
“Mana yang sakit itu paman? Ikan darahnya nanti saja.” Tanya dokter Lala serius.
Kapten Zoo pun pergi ke UKS, yang lain mengikuti, termasuk dokter Lala. Kapten Zoo membuka pintu UKS. Terlihat Laila yang masih terbaring di bed pasien, keadaannya menyedihkan sekali. Dokter Lala begitu terkejut melihat keadaan Laila. Dia mengeluarkan stetoskop dari kopernya. Memeriksa jantung Laila. Lalu dia memencet sedikit. Iuuu… darahnya makin banyak keluar. Itu seharusnya menjadi pemandangan yang mengerikan, tapi yang namanya petualang Hitam Merah Putih berdarah berani dan kuat, mereka hanya bisa memejamkan mata. Ah, dokter Lala malah mangguk-mangguk.
“Kakinya patah.” Dua kata itu bagaikan petir di siang bolong.
“Lalu?” Tanya kapten Zoo.
“Lala akan coba obati.” Jawab dokter Lala. Kapten Zoo mengangguk puas.
“Kepalanya bagaimana tante..?” Tanya Yazid menarik-narik kemeja dokter Lala, dokter Lala hanya tersenyum.
“Tunggu diperiksa dulu lah pak..” Dokter Lala menjawab sambil menambahi sedikit bumbu gurauan. Semua tertawa, sedangkan Yazid malah garuk-garuk kepalanya sendiri.
“Dokter sama saja dengan kapten Zoo, suka bergurau.” Aulia sama saja dengan ibu-ibu, sok tahu.
“Kan ini mah anak angkat kapten Zoo.” Kata dokter Lala menepuk-nepuk dadanya.
Lalu dokter Lala pergi ke mobilnya, mengambil sesuatu. Itu adalah mesin… ah, apa lah namanya. Itu mesinnya buat periksa kesehatan bagian dalam, buat medis. Begitu saja penjelasan dokter Lala. Ah, zaman sekarang emang canggih. Ada WA, Facebook. Untuk sekolah pakai Ruang guru, untuk les elektro pakai @Cerivitas kak Sari ~Jaihan~ ^0^.
Dokter Lala memerintahkan agar semua orang keluar. Ya… Semua orang kecewa. Mau bagaimana lagi? Perintah dokter muda. Dokter Lala memulai aksinya. Cekatan dia memasang selang mesin untuk memeriksa pasien ke kepala Laila. Tinut, tinut, tinut. Hasilnya keluar di layar mesin itu. Apa lah maksud dari garis zig-zag merah dan angka juga huruf besar kecil itu? Hanya dokter yang tahu.
Dokter Lala mulai mengobati Laila. Pertama-tama, dia membedah kaki Laila. Memperbaiki posisi tulang dan lainnya. Lalu menjahit kembali kaki Laila dan memperbanya dengan perban yang bagus. Kaki Laila juga di lumurinya semacam obat. Lalu kepala Laila, dia membedah juga. memperbaiki tulang kepala yang sedikit keluar dari posisi. Lalu memasukkan berbagai obat dan cairan kedal kepala Laila. Setelah itu dia menjahit kembali kepala Laila. Dia sudah macam montir saja. Keringatnya sudah mulai keluar, maklum saja. Meskipun ruangan UKS ber AC, dia tetap merasa panas. Ini kan pengalaman pertamanya menangani orang yang terluka parah. Sebelumnya dokter Lala menangani pasien hanya dengan memberikan obat (Namanya dokter baru dan masih muda Jaihan..!!).
Selesai sudah kerjanya. Eits.. belum… (Jangan bosan ya Guys…^v^). Dokter Lala memasang kemabali selang-selang, ada yang ingin diperiksanya lagi. Dia mengetik sesuatu (Ini dokter apa penulis sih..?). Lalu dia memasukkan beberapa cairan kedalam mesin, dia memasukkan cairan itu kedalam sebuah lubang yang ada pada mesin itu. Ahhh… ajaib!! Mesinnya nggak rusak (Ihh.. Jaihan pura-pura nggak tahu nich..). Perlahan-lahan cairan itu masuk kedalam badan Laila lewat selang tadi.
~~~
Sliiit….top.
Dokter Lala keluar dari ruangan UKS. Wajahnya berseri-seri bagai cahaya. Semua orang ikut berseri, mereka tahu, ada kabar gembira.
“Alhamdulillah. Kepalanya sudah saya obati. Kakinya mengalami patah, tidak terlalu parah, saraf dan tulangnya sedikit melemah. Tiga atau empat hari lagi kakinya sudah bisa bergerak. Saya sudah bantu memperkuat tulang kaki dan kepalanya.” Jelas dokter Lala mengabari, disambut dengan rasa senang petualang.
“Tapi kakinya akan sedikit pincang untuk sementara.” Lanjut dokter Lala mengabarkan kabar buruknya.
“Hal itu sampai berapa bulan?” Tanya Yazid sok dewasa.
“Mungkin tiga bulan. Makanya jangan diganggu selangnya..” Jawab dokter Lala sembari mencubit dagu Yazid, Yazid menggosok dagunya yang dicubit.
“Dokter…” Panggil Haura mendekati dokter Lala.
Dokter Lala menatap Haura tersenyum. “Ada apa?”
“Boleh kami melihat?” Haura balik bertanya, tangannya menunjuk Laila yang tengah terbaring (Laila masih pingsan).
“Mengapa tidak boleh? Kau kan temannya.” Jawab dokter Lala. Haura mendengus, tadi saja dokter Lala suruh keluar.
Mereka masuk. Laila terbaring, kakinya dibalut perban dan dipasang selang. Kepalanya juga dibalut perban dan banyak sekali selang yang dipasang, mungkin lima atau enam atau tujuh atau…. bla,bla..
Laila masih belum sadar, lama sekali dia sadar. Petualang mulai bubar, melakukan aktivitas seperti hari-hari biasa. Hanya ada dokter Lala di UKS, dia menemani Laila. Oi, dokter Lala emang dokter yang baik. Berangsur-angsur garis zig-zag merah berubah menjadi kuning, angka-angka di layar mesin berubah menjadi rendah, dan hurufnya juga berubah, seperti G menjadi E. Senyum lebar mulai tergambar di wajah dokter Lala. Dia mengusap kepala Laila.
Hari mulai senja, langit begitu indah dihiasi warna oren kemerah-merahan……
Gelap seperti ruangan tak berlampu, hitam seperti rambut, dan luas seperti lapangan. Laila perlahan membuka matanya. Semua buram dan tak jelas. Dunia ini seperti berputar kencang. Auuu.. Laila merasakan sakit pada kepalanya. Dia menggeser kakinya sedikit. Uuuhh… Rasanya tumpul sekali dan sedikit sakit. Perlahan-lahan pandangannya mulai normal, tidak lagi kabur. Orang yang pertama dilihatnya setelah sadar adalah dokter Lala.
Laila Bingung, dia mencoba untuk mengingat hal yang terjadi. Bukankah tadi dia berada di atas pohon? Hendak memetik buah di ujung dahan? Lalu dahan itu bergoyang dan dia jatuh? Setelah itu dia tidak tahu kemana pandangannya, antara sadar dan tak sadar. Lalu? Apa yang terjadi pada dirinya? Dia berada di Rumah sakit? Lalu apa selang-selang ini? Seperti selang infus. Mengapa kepalanya sakit? Apa kepalanya terbentur? Ada apa dengan kakinya? Susah sekali digerakkan. Mengapa kaki dan kepalanya diperban? Ada apa dengan dirinya? Siapa perempuan ini? Berbaju putih? Dokter? Mana teman-temannya? Mana kapten Zoo? Mana para letnan? Mana Jenderal? Mana mereka yang tadi bersorak-sorak memberi dukungan pada dirinya?
Laila bangkit hendak duduk. Dokter Lala membantunya duduk, menegakkan bantal agar Laila bisa duduk. Laila tersenyum kecil, dibalas dengan senyum dokter Lala yang lebar.
“Dokter?” Tanya Laila perlahan.
Dokter Lala mengangguk. “Saya dokter Lala….”
“Ini Rumah sakit?” Laila bertanya lagi, menatap langit-langit ruangan.
Dokter Lala menggeleng sembari mengusap kepala Laila. “Kamu di UKS, sayang…”
“Sekolah Petualang?”
Dokter Lala mengangguk, dia tetap tersenyum.
“Ini apa?” Tanya Laila sembari memegang selang, cairan di dalam selang itu masih mengalir.
“Selang untuk mengirimkan obat ke dalam badan kamu, Laila…” Jawab dokter Lala tambah ramah.
“Dokter tahu nama saya?” Tanya Laila tersenyum-senyum.
“Teman-temanmu sering mengucapkan itu.”
Laila mengangguk.
“Kepala mu terbentur, kaki mu patah kecil, hanya berlansung empat hari. Tapi kaki mu akan akan pincang hingga tiga bulan.” DokterLala menjelaskan secara singkat.
Sliiit… top.
Pintu dibuka oleh dua orang. Waahh… Laila kenal siapa mereka!! Umi dan Abi!
“Umi!! Abi!!” Laila berseru senang.
Dokter Lala ikutan senang.
“Emm…” Dokter Lala seperti sedang memikir.
“Oya! Laila belum makan, kan? Sini saya ambilkan makanan.” Dokter Lala beranjak keluar.
Umi Laila memegang tangan dokter Lala.
“Tidak usah. Saya sudah bawa makanan.”
Dokter Lala tersenyum, tetap keluar (Mungkin dokter Lala mau makan Ikan kuah arah, kali ya? ^U^). Laila disuapin umi makannya. Tapi umi tidak bisa lama-lama, begitu peraturannya. Eahhh.. Lagian kan ada dokter Lala yang cantik dan baik hati. Malam itu Laila tidur di UKS
~~~
Benar kata dokter Lala. Setelah tiga hari, keadaan Laila membaik. Garis zig-zag sudah bewarna hijau. Semua bersorak. Laila tidak tidur di UKS lagi, horee.. (Ah, aneh. Enakan tidur di ruangan lah, daripada tidur di kemah, banyak nyamuk).
Hari ini hari Rabu, pagi. Laila akan berlatih jalan, setelah lama baring dan duduk di bed pasien (Keenakan dia!^8^). Laila memakai sepatunya.
“Jangan pakai sepatu itu, ntar nanti jatuh.” Komentar dokter Lala, tangannya ada di balik punggung, sepertinya dokter Lala punya sesuatu.
“Lalu pakai sepatu apa dokter?” Tanya Haura bingung.
Dokter Lala menyungging senyum. “Pakai ini! Sepatu untuk orang sakit.” Dokter Lala mengeluarkan tangannya.
“Wah itu untuk Laila?” Tanya Aulia sumringah.
“Di pinjam. Ini punya rumah sakit.” Jawab dokter Lala. Aulia membuka mulutnya lalu men ‘oh’ kecil.
Laila memasang sepatu coklat itu. Dia mulai berdiri, berjalan perlahan-lahan. Semua bersorak senang. Tiga hari yang lalu semua bersorak menyemangatinya memanjat. Kini semua bersorak menyemangatinya berjalan.
Hup..! Laila terjatuh setelah tiga langkah. Laila bangkit berdiri, melangkah kaki lagi. Hup! Dia terjatuh setelah enam langkah, Laila bangkit melangkah lagi. hingga beberapa kali dia terjatuh, tapi Laila pantang menyerah. Akhirnya Laila bisa berjalan lancar, tapi dia masih pincang, badannya masih goyang. Semua bertepuk tangan.
Laila menjalani hari-harinya seperti biasa, tapi sedikit berbeda. Laila lebih banyak berjalan hari ini. Hingga senja menjelang. Laila pulang ke kemah. Dia mengambil sesuatu dari koper tempat koleksinya. Pot bunga yang sangat cantik dengan bunga yang dibuatnya dari pipet (Tangkai bunga) dan kapas (Bunga). Bunga Dandelion di dalam pot cantik. Dia memasukkan pot dan bunga itu ke dalam kotak mika, lalu diikatnya dengan pita.
Laila bangkit berdiri. Dia menemui dokter Lala.
“Dokter Lala..!!” Laila berseru histeris sembari melambaikan tangan.
Dokter Lala mendekat. “Ada apa Laila? Histeris banget..!!”
“Ini dokter Lala..!!” Laila memberikan kotak mika itu. “Hadiah sebagai ucapan terimakasih buat dokter Lala.”
Dokter Lala terharu. “Ini hadiah terbaik.” Dokter Lala mengusap kepala Laila. Laila menyungging senyum, senyum yang manis sekali dari biasanya.
“Tapi, ada hadiah yang lebih baik dari ini.” Lanjut dokter Lala. Laila menunduk, pasti pasien-pasiennya memberikan hadiah yang mahal dan bagus dari pot ini, Pikir Laila.
“Jangan bersedih putri kecil…” Dokter Lala tersenyum. “Hadiah terbaik bagi seorang dokter adalah pasiennya yang sembuh karena jasanya, dan hadiah yang paling baik ada lah pasiennya yang pertama kali sembuh setelah menglami sakit parah. kamu lah orangnya Laila… Selama ini saya tidak pernah tahu, apakah pasien saya sembuh atau tidak? Karena saya hanya memberikan obat. Kamu Laila, sudah sembuh karena jasa ku.” Perkataan dokter Lala membuat Laila tersenyum manis. Perkataan dokter Lala begitu melekat pada hati Laila.

Tugas 9-Aila

Jenis tema cerita:Perayaan.

Petunjuk gambar:Mainan.

Petunjuk cerita:Mainan,Hari anak.

Penulis buku:Aila Dinara

Judul:Homemade Teddy.

Sampul depan:20190816_135821_0000

Sampul belakang:1565967606947

Punggung buku:20190816_160430_0000

CERITA:
HOMEMADE TEDDY.
Today is Kids’s Day!
I am SO happy that it is,because Mum and Dad said they’re gonna do something so SPECIAL,which I am excited about.Though,the morning was just the exact same.I had my breakfast,brushed my teeth.But,I was told to get changed into my OLDEST clothes.I picked my horrible ragged jeans and my bleached purple shirt.I went downstairs to see my parents.It turns out THEY were wearing they’re worst oldest clothes too.
“Oh goody Alya,you’ve changed all your clothes!”smiled Mum.
“So,what are we gonna do today?”I wondered.
“We are…
MAKING A HOMEMADE TOY!”
“Really?Wouldn’t that be hard?”I worried.
“No,not really.Look,you see how Mum’s good at knitting and sewing and you’re good at crafting?Well,with you two,we’ll make great progress with the toy,”informed Dad.
“Oh yeah,I forgot.Anyways,can we make a homemade teddy?”
“Yes,of course Alya!Okay,c’mon,quickly get your hijab,then we will all go the Experimenting Room,”reminded Mum.
“Ok!”the Experimenting Room was outside the house,so I had to grab an old hijab to put on.I found a bleached blue hijab.I ran downstairs while putting my hijab on place.
“Ready Dad and Mum!”
“Good!Now,let’s go!”.

When we reached the Experimenting Room,Dad told me to pick the things that I would want to make the teddybear.I picked one maroon button,two teeny weeny black buttons,some brown wool and pink wool,some knitting stuff and a felt-materialed crown.I gathered all these stuff inside a purple basket and showed Mum and Dad.
“They are WONDERFUL materials to make our bear!”complimented Mum,”Now,I guess we get cracking!”.Firstly,I had to sketch what I want my teddy to look like.Mum and Dad were both impressed by my creativity.
“Ok,so how about if I make the bear first,then we can decorate everything?”Mum wondered.
“Yes,that would be great,”I agreed.Luckily,Mum was a really fast knitter,so she knitted the bear in no time.
“It looks fantastic Mum!” I complimented.
“Thanks hon,”Mum blushed,”Right Boss,what’s next?”
“Well,I would like to get this red and green wool stitched here,and the marroon button on top,”
“OK!” said Mum.
“Dad,what are YOU gonna do?” I questioned him.
“Look what I did,”Dad pointed out,”I tidied ALL these little bamboo boxes up,see?I do DO some stuff,you know?” I laughed at Dad,while he laughed a bit too.Normally,Dad’ll watch football and drink coffee,or read his newspapers in the bogs.

Finally,Mum was finished.It was looking absolutely FAB! I loved it so far.Next,it was my part.Since I knew a BIT of knitting abd sewing,I sewed the little felt crown to the head of the bear.After that,I stitched two little black buttons;one for the left eye,and one for the nose.I have done my part of my job now.Mum and Dad both agreed that it was getting late,so we had to tidy up and get inside the house again.Quickly,I scribbled out a sign that read,”BEAR IN PROGRESS.” then we went back inside.

TOMORROW…
This is our last day of making our teddybear(INSYALLAH!).So,I wore the same old clothes from yesterday,and set off with Mum.Dad wasn’t here,because Dad’s at the football match.
“Right,what do you want me to do?” asked Mum.
“I think you should make this pink wool into two half-circles,and one big pink circle for this bear’s tummy.Also,I would like you to make a mouth shape for this bear,” I replied confidently.Mum setted off seweing and knitting.

Wow…Mum’s done the bear.It looks super duper very AMAZING!! I hugged Mum to show a way of thanks.I really loved the bear.It was perfect.I named the bear BunBun.

—-THE END—-

 

 

Tugas 9 – Namira

Tema : Perayaan / Festival

Petunjuk gambar : Es krim

Petunjuk cerita : Market day

Judul cerita : Market Day

Nama penulis : Namira Fayola Ritonga

Sampul depan :

SD NAMIRA9.png

 

Sampul belakang :

SB NAMIRA9.png

Punggung buku :

PB NAMIRA9

NOTE : Untuk sampul kali ini, Namira menggambarnya menggunakan Inkscape. Menurut Namira, menggambar pakai Inkscape itu susah (mungkin karena belum mahir ya?) Tapi, ada enaknya juga. Gak perlu susah-susah membuat bentuk, karena tinggal susun bentuk-bentuk, potong sana, potong sini, dan garisnya jadi lebih lurus (walaupun di aplikasi gambar yang lain ada penggarisnya…tapi, tetap harus di gores juga kan?) dua kali Namira kehilangan gambar, karena belum di save!! Untunglah yang pertama hanya gambar es krim, jadi gak terlalu sedih kali. Selama menggambar vektor, Namira sering nanya sama Athia @athiarahima thanks yaa udah mau menerangkan…

Cerita :

Riri berjalan pulang sekolah bersama Nissa. Dia diam saja sepanjang perjalanan, selalu diam jika ditanya Nissa ini dan itu. Riri sedang memikirkan tentang market day besok yang akan diadakan di sekolahnya. “Aku sudah bilang Riri! Kita bisa menjual es krim bersama! Banyak anak-anak yang menyukai es krim!” kata Nissa sebal, karena dia sudah beberapa kali mencoba mengajak Riri untuk berbicara, tapi sedari tadi Riri diam saja, tidak menanggapi omongan Nissa. “Bagaimana menurutmu? Itu ide yang hebat bukan? Kita bisa mendirikan stan berdua dan membagi hasil dari penjualanan kita!” Nissa sekali lagi memberikan idenya. “Apakah masih sempat untuk membekukan es krim kita? Kita hanya mempunya satu hari kesempatan! Ibu guru memberitahunya mendadak sih…” Riri akhirnya berbicara setelah selama setengah jam terakhir diam membisu. “Kalau menurutku sih masih sempat Ri asal kita mau mencobanya…” kata Nissa sambil tersenyum kearah Riri. Langkah kaki Riri terhenti, dia menatap Nissa. “Apa kau yakin tentang perkataanmu itu? Terakhir kali kita memasak bersama, kau mengacaukan semuanya dengan lupa mematikan kompor…” Nissa lengsung tertawa mendengar perkataan Riri. “Itu kan dulu Ri…sudah basi….sekarang, kita bisa membuat es krim, dan kita akan berhasil!” Nissa kembali tersenyum. Dia dan Nissa tidak tahu bahwa ternyata, kedepannya semua yang di rencanakan akan gagal, walaupun pada akhirnya mereka akan berhasil dengan sedikit kerja keras….

Team Battle Week 7 – Songfic

Hey guys, buat team battle kita kali ini, kita pake tema Songfic yuuk~

Buat yang belom tahu, songfic itu adalah cerita yang terinspirasi dari/berdasarkan lirik lagu. Liriknya bisa dari judul lagu, atau keseluruhan atau hanya sebaris doang. Bisa juga ceritanya dibuat dari kesan setelah mendengar sebuah lagu, atau memakai suatu lagu sebagai latar / theme song nya. Jadi ngga mesti dari lirik, bisa aja liriknya sedih tapi cerita kamu bahagia karena nada lagunya hepi xD

Buat yang bikin gambar, juga bisa kok. Gambar dari suatu lirik atau judul lagu, atau setelah kamu denger lagu ini kok kamu pengen gambar itu ya.. nah kira2 seperti itu yee…

Kamu juga boleh kasih story bazooka atau art blaster berdasar lagu gertentu. Kasih link nya, suruh orang dengerin, terus suruh bikin cerita/gambar deh hehe.. suruh dengerin lagu indonesia raya juga boleh xD

Team Alpha

Kapten: Amanda

Pasukan: Cantika, Ayska, Dira, Sarah

Tim Bravo

Kapten: Khalisa

Pasukan: Namira, Angga, Aila, Binar

Good luck n have fun!

Tugas 7-Aila

Jenis tema cerita:Misteri.

Petunjuk gambar:Museum dan Kode.

Petunjuk cerita:Kode.

Penulis buku:Aila Dinara.

Judul Cerita:BREAKING THE CODE.

Sampul depan:20190812_121217_0000

Sampul belakang:1565611132553

Punggung buku:20190812_160031_0000

Cerita:

BREAKING THE CODE.
Nathan waited in line (unpatiently) like his classmates.Nathan’s class is going to the ANCIENT MUSEUM today.Everyone in the class was so excited and joyful because of the trip to the museum.Suddenly,a woman came towards the museum’s entrance door and lead everyone inside.
“Hello Class 7A!”announced the woman,”I bet that you are ALL excited to explore the museum today,aren’t you??”everyone nodded.
“GOOD!Now,you won’t now my name,”said the woman,”So,I’m gonna introduce it.My name is Elma.So,if you want to ask me any questions AT ALL,just come visit me,OK?”everyone nodded again.
“Goody,goody!Now,let me tell you what the rules are in this museum.
RULE 1:DO NOT TOUCH ANYTHING,UNLESS STAFF LETS YOU.
RULE 2:DO NOT MESS UP THIS VERY MUSEUM.
RULE 3:DON’T FORGET TO…HAVE FUN!!”Elma informed the children,as they were all told to go and explore the museum.

Nathan and his mates(Ron,Aiden,Riley and Miley)went to go to floor 3 to the spooky section.Nathan and his mates went up with Mrs.MacDonald.
I wonder if anything REALLY CREEPY is gonna be there.Nathan thought.Finally,Nathan reached the third floor.It was basically ALL DARK BLUE.Everything was dark,except the two candles at either sides of the third floor.
“Now,this is SO SPOOKY!”exclaimed Ron.
“Yeah,that’s right,”agreed Riley,getting closer to her twin sister,Miley.
“Hey,back off Riley!”Miley grumbled,pushing her sister so hard,that she ALMOST touched the candles.
“Oi!No pushing!”warned Mrs.MacDonald.Mrs.MacDonald informed the children that they can wander off and explore the very floor.Nathan were the first to wander off.

Suddenly,Nathan smelled something rancid and rotten.When he came closer to the smell,it got more stronger.When the smell was too strong,he knew what caused the smell to be here.There in front of him was a book.It wasn’t JUST a normal book.It’s a book,filled with blood at it’s front cover,and there was some code thingy on the front cover.On the spine of the book read,
‘DO NOT OPEN’which sounds spooky enough,even for a 12-year old boy like Nathan.Then,Nathan’s group walked towards Nathan,since they were all curious at what Nathan is seeing.
“What is it Nathan?”asked Aiden.
“This,”Nathan pointed at the bloody book.
“It’s the Coded Book,”someone informed them from Mrs.MacDonald’s back.
“Huh?”gasped Mrs.M.
“Hello.I am ever so sorry to scare you,but I am one of the museum’s staffs.My name is Tilly,”replied Tilly.
“What is this book dysplayed for Tilly?”asked Miley.
“This book is dysplayed because of the death of Van Gogh,”
“WHATTT????”the children said.
“Yes,that is true.Legends say,that this was Van G’s very SECRET book for drawing beautifully.One day,when Van G was sketching something,his book became LOST.Van Gogh found the book inside his room.Along with his drawings beside it.Somehow,Van’s drawings were ripped and chewed.When Van thought it was a wild animal that did that,he somehow disappeared.INSIDE HIS OWN BOOK.The book trapped Van inside.He was squished SO BADLY,that his blood came bursting outside his book.So,do not ever try to break the code of the book,because,THE BOOK MIGHT EAT YOU!!”warned Tilly.

When Nathan got home from school,he told his parents that he wants to go to the ancient museum again.
“Really Nathan?”groaned Dad,”Aren’t you bored of it?”
“Nope,”replied Nathan.So,that’s what Nathan’s family did.They went to the museum.
“Ooh,I want to go to the Chinese place!”exclaimed Ma as she came in the museum.
“Ma,Dad,Can I go to the third floor by myself?”asked Nathan.
“Go on then,”Dad replied,following Ma to the stairs.Nathan took the lift.He reached the third floor in no time at all.When he reached the third floor,no one was there.Instead,there were his MATES waiting for him.
“Wait,you came here too?”Nathan said.
“Yeah,obviously.Don’t you think WE weren’t curious abot the book?”said Ron.
“Whatevs.Anyways,c’mon,let’s break the code,before silly Tilly comes,”Nathan reminded his friends.Miley began reading the question.
“It says,
‘I remember you,
Less than yesterday,
But more than tomorrow.’.Does anyone know what that means?”asks Miley.
“Dunno,”everyone frowned.
“Wait!I know what it means!”exclaimed Riley,”It means that the person will remember you less each day!”
“Ok then!If you’re that CONFINDENT go and type the password to the book,”grumbled Miley(Miley’s becoming so jealous).
“OK THEN!”Riley typed the words very carefully.Suddenly,without knowing,she disappeared.
“What are you waiting for then?Let’s get in!”barked Nathan,as he and his friends slipped inside the book as well…

○○○○○TO BE CONTINUED○○○○○

[CLOSED] Art Blaster Untuk Kedua Tim.

Kata kunci:Tokoh Dunia Lainmu masuk ke dalam portal yang bikin dia terjebak di dalam Harry Potter World.Dia melihat scene pas waktu Harry Potter terjebak sama Voldemort di film yang ke empat.Kamu(karakter Dunia lainmu)rasanya mau membantu si Harry Potter.

 

Nah,bikinlah solusi di dalam gambarmu.(Like how your character helped Harry Potter).

Batas waktu:Minggu jam 15:00:00 sore.

Good luck!!Love yooouuu….As friends…

<From Team Bravo’s Patrol Officer>

 

Tugas 6-Aila

Jenis tema cerita:Hobi dan kebaikan.

Petunjuk gambar:Ungu dan kerajinan tangan.

Petunjuk cerita:Kerajinan tangan.

Judul cerita:Friendship Bracelets.

Penulis buku:Aila Dinara.

Sampul depan:20190805_221702_0000

Sampul belakang:1565084189838

Punggung buku:20190806_104125_0000

Cerita:

FRIENSHIP BRACELETS.
I ate the warm toast and sipped the fresh juice.Today was Friday.I remembered that it was Monday,then it goes to Tuesday,and so on.Days go so unexpectedly fast,I thought.Last night I remembered that Mom and Dad were arguing a lot.I didn’t have a very good sleep that night because of them.When I walked upstairs to my room,Mom was waiting for me at my room’s door(For some reason!).
“You ate breakfast dear?”she asked.
“Yes Mom,”I smiled,”Wait,why are you waiting here?”Mom started to frown a bit.
“Fatima,me and your father decided to move houses,”Mom frowned.
“What,all of us!?”I panicked.
“Yes darling.I’m EVER so sorry tgat we have to move,”
“But why Mom?Our house here is good enough!”
“What do you mean Fatima!”demanded Mom,”Our house is too small,”
“Oh,that’s why,”I said,”Sorry to make you cross Mom,”
“It’s OK darling.I understand that this is becoming hard for you,but this is for the best,”Mom hugged me.Mom told me that we are moving to Colorado.

What will I tell Wendy,Mia and Candy now? I thought,as I passed the school gates.I already saw them all playing cheerfully near the slide.I can’t let them down,I thought,But,I am gonna let them down too.I walked towards my best friends while frowning.
“Assalamualaikum Fatima!”greeted Mia joyfully.
“Wa’alaikum salam friends,”I sighed un-joyfully.
“Why are you looking so blue Fatima?”Candy asked me.
“I want to tell you guys something…”I hesitated.
“C’mon,say it then!”everyone demanded.
“I am…moving houses,”
“WHY?”cried Mia,Wendy and Candy.I explained my best friends why I’m moving.All of them became sad.
“We’ll miss you so much!”frowned Candy.
“I’ll miss all of you too,”I say sadly.Then,a WONDERFUL IDEA popped into my head!
“Hey guys!What about if I make something for yous to remember me forever?”I smiled.
“You’d do that for us?”grumbled Wendy.
“Of course! I love you guys,”I laughed cos Wendy asked a silly question,”Wait,I love yous as FRIENDS,not in the ‘love love’ way,” I added.
“What do you want me to make?”
“ANYTHING,FATIMA,ANYTHING!”
everyone chirruped.
“We trust you that you’ll give us something good,’cos you’re the BEST crafter in the WHOLE CLASS!”Mia informed me.
“Oh thanks.I’ll make the prize a surprise,OK?”I say,as Mia,Wendy and Candy nodded.

AT HOME…
I grabbed all of my knitting things and started to knit.Knitting is my absolute FAVOURITE HOBBY.I love it.I knit,probably three times a day on school days,but on weekends and Fridays I knit FIVE times a day.I decided to make four friendship bracelets(one for me and one for Mia and one for Wendy and another one for Candy).

In about two hours I finished making the bracelets!They look SO FANTASTIC!Insya Allah Mia,Candy and Wendy’ll love it as much as I do!

ON MONDAY…
Oh no! I thought miserably,It’s four more days until I move to Colorado.I never really wanted to move houses,but I know that this is for the very best.Right now I AM getting a bit bored of this house,since I lived in it all my life.I wonder what my new house’ll look like!Mom and Dad showed me a photo of my new room.It looked so BIG! It has its own toilet and there’s a pink spinny-chair-thingy that I love!The room has its own big desk and big cupboard too.I think that so far my new house is great! I stared outside the car’s window and I saw the beautiful trees and loads of people barging through to get to the famous theatre at my city.This is gonna be one of my LAST stares in this city.I’ve GOT to make it last.

Finally,I arrived at school.I was the late one out of my besties group(as usual).They were smiling at me so widely,then all of a sudden,they hugged me.
“WOAH,WHOA,WHOA!”I gasped.
“Sorry Fatima,”apolagised Mia.
“We just want to do loads of hugs before you leave,”explained Wendy.
“What she said,”Candy pointed at Wendy.
“You guys!”I giggled,hugging them tightly back.
“Oh yeah!Here yous go!”I say,as I took four pretty homemade friendship bracelets.
“Aw Fatima!”Mia stared in awe,looking at her bracelet.
“It’s so PRETTY!”exclaimed Wendy.
“I love it so much!”smiled Candy.
“Thank you for making them Fatima,you’re the best!”all of them appreciated.
“That’s OK,”I laughed,”I’m super glad you all love it.Remember,always remember each other!”I reminded them.
“Will do Fatima!”.

ON FRIDAY(moving day).
“Bye bye Candy,Wendy and Mia,”I waved to them all,heading towards my car with my head down.
“Hey Fatima!”demanded Wendy,”We DO have somethings for you!”I turned my head and walked towards my besties.
“Here is the present from me,”Candy said,handing me a big long box wrapped with wrapping paper.Next,Wendy handed me a round box,also covered in neat wrapping paper.Mia handed me a bag,it was quite a full one.
“Thank you SO MUCH for these guys!”I cried,hugging Mia,Candy and Wendy.
“It’s OK.After all,you’re our friend,”informed Wendy;Mia and Candy nodded.
“Soo…Bye for now,I guess,”I sighed,as a tiny tear went down to my neck.
“Bye Fatima!”
“Take care!”
“Good luck!”.Slowly,I went to the car and waved a big wave to my best friends,Mia,Candy and Wendy.They all waved back.The car set off.I took a glimpse of my best friends trying to catch up with me.I laughed inside the car,as I remembered the lovely old times I had with my friends.I decided to continue my hobby-knitting.Because knitting ALWAYS comes useful.And now,my besties’ll alqays remember me because of that bracelet.
=====>THE END<=====

[CLOSED] Team Battle – Story Bazooka untuk Tim Alpha

Kata kunci : Tokoh kamu ternyata tidak terisap ke dalam portal yang menuju dunia lain itu. Ternyata, sesuatu terjadi saat tokohmu dan temannnya yang lain sedang mandi-mandi di kolam bersama teman sekelas. Hal itu membuat tokohmu dan beberapa orang temannya masuk kedunia lain.

Tuliskan bagaimana caranya tokohmu dan teman-temannya masuk ke dalam dunia lain itu tanpa ketahuan oleh yang lain dan tanpa keluar dari kolam.

Batas waktu : Jum’at pukul 12:00 *Malam*

Tipe : Menulis

Fighting Everyone!!!

#Bravo Team..#

[CLOSED] Confetti Week 6

Kata kunci: Habis gelap terbitlah terang

Tipe: Boleh tulisan/gambar, sesuaikan dengan setting dunia di cerita yang kamu buat

Contoh:

  • Kalau kamu bikin setting terdampar di planet lain, kamu bisa cerita saat tokoh kamu terbangun setelah melewati portal, lalu melihat dua matahari terbit di ufuk
  • Kalau kamu bikin setting pindah ke dunia bawah air, kamu bisa gambar istana bawah air yang bercahaya di antara gelapnya laut dalam
  • dll

Poin: 200 poin/peserta yang mengumpulkan

Batas waktu: Minggu 11 Agustus 2019 23:59:59

Good luck!

[CLOSED] Team Battle – Challenge Week 6 – Dunia Lain

TEMA

Dunia Lain

SETTING

Tidak ada yang menyangka karya wisata kami akan berakhir seperti ini.

Seharusnya kami hanya berangkat bareng di pagi yang cerah, bercanda dan bernyanyi di bis seperti anak-anak normal lainnya. Setelah itu sampai di lokasi wisata, jalan-jalan dan ikut permainan bersama teman-teman. Makan siang, seru-seruan edisi selanjutnya, lalu pulang.

Tapi ternyata itu tidak terjadi. Setelah makan kami terpisah dari rombongan. Entah bagaimana kami tersesat. Tidak tahu di mana, sudah tidak ada orang. Lalu sesuatu yang berpendar menarik perhatian. Seperti ngengat yang melihat cahaya, kami segera memeriksa. Itulah kesalahan kami. Awal dari semua ini. Sayangnya penyesalan memang datang belakangan.

Saat benda itu disentuh, kami terisap dalam sebuah pusaran kencang. Melewati sebuah portal yang membawa kami ke dunia lain.

TUGASMU DI TEAM BATTLE KALI INI

Kali ini kita akan bermain Team Battle dengan sebuah tema ya teman-teman. Kalau kemarin kita sudah membuat cerita dengan setting Distopia, kali ini kita membuat cerita dengan setting Dunia Lain. Dunia apa itu? Kamulah yang menentukan hehehe…

Apakah tokohmu akan terdampar di pesawat luar angkasa yang sedang mendarat di planet lain? Atau tiba-tiba berubah menjadi putri duyung di kerajaan bawah laut? Atau dunia masa depan, di mana robot dan mobil terbang berkeliaran? Atau masuk ke dunia film yang pernah kamu tonton? Atau terjebak di dunia Minecraft? Atau muncul sebagai kesatria yang harus melawan naga? Atau malah terlempar ke zaman dinosaurus? Atau ke dunia di balik cermin, di mana semuanya terbalik? Atau dunia yang mirip dengan dunia sekarang, tapi semua orang dewasa sudah menghilang?

Nah, kamu yang akan membuat sendiri setting dunianya. Silahkan memberikan tantangan pada teman lainnya, namun mereka menjawab dengan dunia masing-masing.

Contoh: Aila memberi tantangan: buatlah cerita ketika tokohmu dikejar buaya. Nah, karena Amanda membuat cerita dengan setting dunia Indonesia di masa penjajahan Belanda, jadi nanti Amanda membuat cerita tokohnya dikejar buaya dengan setting masa lalu (misal mereka mau mandi di sungai, lalu tiba-tiba muncul buaya). Kira-kira seperti itu ya 🙂

Bila ada yang kurang jelas silahkan ditanyakan ^^

POINTS

Sistem poin team battle masih sama dengan minggu lalu ya.

Confetti – 200 poin/peserta, waktu 7 hari

Art Blaster – 100 poin/peserta, waktu 3 hari, masing-masing peserta boleh memberi 1 serangan/minggu

Story Bazooka – 100 poin/peserta, waktu 3 hari, masing-masing peserta boleh memberi 1 serangan/minggu

Flash Attack – 200 poin/peserta, waktu 1 hari, hanya kapten yang dapat memberikan serangan, jatahnya 1 serangan/minggu

THE TEAMS

Tim Alpha

Kapten: Ayska @aghayska

Pasukan:

Amanda @marsmellowmozara

Cantika @websitebelajarwebsitekodingdanlainlain

Dira @umminadira

Sarah @sarahtanujaya

Tim Bravo

Kapten: Angga @satriamanggala

Pasukan:

Khalisa @kshasie

Aila @luvkoala

Namira @umminadira

Binar @binaras

[CLOSED] Team Battle – Story Bazooka untuk Tim Alpha

Kata kunci : Kapten Kaizo (salah satu karakter di  film Boboiboy Galaxy)

Cuma sekilas info : Fang itu adiknya Kaizo. Dan kalau mau lihat Kapten Kaizo itu orangnya kayak apa, tonton film Boboiboy Galaxy episode 14, “kemunculan Boboiboy halilintar

Batas waktu : Minggu jam 12:00 (malam)

Tipe : menulis

Fighting Everyone!!! 😎😎😎

*Bravo team*

Tugas 7 – Namira

Tema : Misteri

Petunjuk cerita : Resep bumbu rahasia (Menemukan 3 jalan di Maze)

Petunjuk gambar : Kastil (Menemukan 3 jalan di Maze)

Judul cerita : Kastil Di Tengah Hutan

Nama penulis : Namira Fayola Ritonga

Sampul depan :

SD NAMIRA7

 

Sampul belakang :

SB NAMIRA7

Punggung buku :

PB NAMIRA7

Cerita :

“Kami pamit pulang ya nek…Assalamu’alaikum!” Sophie dan Alin melambaikan tangan mereka ke arah nenek Sumi. “Wa’alaikumussalam…hati hati, Sophie, Alin!” nenek Sumi mengingatkan Sophie dan Alin. Sophie dan Alin mengangguk kearah nenek Sumi. Mereka berjalan pulang. “Sophie…kenapa ya, nenek itu mau keluar saat hari hujan? Bukankah itu agak sedikit aneh?” Tanya Alin sewaktu di jalan. “Hmm..entahlah! mungkin saja nenek Sumi seperti nenekku..” kata Sophie. Alin menggaruk kepalanya, bingung. “Seperti nenekmu?”. “Ya…bukankah nenek Sumi dan nenekku sama sama nenek nenek?” kata Sophie sambil tertawa. “Alin tersenyum masam, dia tahu Sophie sedang bercanda. “Tentu saja tidak itu maksudku….” Kata Sophie, tawanya sudah berhenti. “Jadi apa maksudmu?” Tanya Alin. “Nenekku sangat suka bermain hujan. Tapi, karena sudah tua, tentu saja dia malu kalau di lihat orang bermain hujan..” terang Sophie. Alin manggut manggut mendengar penjelasan dari Sophie. “Emm…Sophie, kalau kita di lihat ibu kita pulang dari main hujan, tapi bajunya tidak basah bagaimana? Apa yang harus kita jelaskan?” Wajah Alin terlihat cemas. “aku juga memikirkan tentang hal itu sedari tadi…” kata Sophie. Namun, tanpa mereka sadari, mereka tidak perlu memberitahu ibu mereka soal baju. Karena kemudian sesuatu terjadi…SREEK…SREK…Terdengar suara dari belakang Sophie dan Alin. Sophie menghentikan langkahnya, “Alin…kamu dengar suara itu?” “Suara apa?” Alin ikut menghentikan langkah kakinya. Sophie tidak menjawab, dia berusaha menajamkan telinga untuk mendengar apakah suara itu masih ada. SREKK…SREEKK…suara itu kembali terdengar. Sophie hendak mendekati asal suara itu sama seperti sebelumnya dia bertemu nenek Sumi.Tapi kali ini, orang lainlah yang menghampiri Sophie dan Alin. Ada dua orang bertubuh besar dan kekar. Tubuh mereka berotot, kepala mereka botak, dan masing masing memiliki luka jahitan di pipi. Mereka seperti anak kembar. Mereka melompat keluar dari belakang Sophie dan Alin, senyum mereka menyeramkan. “Si…siapa kal..kalian..?” Tanya Sophie ketakutan. Salah satu dari mereka tertawa terbahak bahak, tawa yang menyeramkan. “Kalian bertanya siapa kami? Itu tidak penting nak…sekarang, serahkan bumbu rahasia itu! Kalau kalian tidak mau kami bawa lari!! HA..HA…HA..” meskipun takut, Sophie dan Alin menggeleng kencang kencang. “Kami tidak akan menyerahkannya!!” Sophie dan Alin teringat janji mereka pada nenek Sumi sebelum pulang tadi, mereka berjanji akan menjaganya.

~TO BE CONTINUED~

Karya Team Battle – Project Ganecha: Kumpulan Cerita Distopia

Download PDF ceritanya di sini 😉

Atau download PDF yang sudah dilayout (siap cetak) ukuran A6 – v3 di sini 🙂

File Sampul:

Credits: @aghayska @marsmellowmozara @websitebelajarwebsitekodingdanlainlain @umminadira @luvkoala @kshasie @sarahtanujaya

Tugas 5-Aila

Jenis tema cerita:Cerita tentang olahraga.

Petunjuk gambar:Arloji dan Jogging.

Petunjuk cerita:Arloji dan Gym.

Judul cerita:The Lost Watch.

Penulis buku:Aila Dinara.

Sampul depan:20190729_171422_0000-2

Sampul belakang:1564423752342-1

Punggung buku:20190729_191834_0000-1

Cerita:THE LOST

 

Joyfully,me and Sasha jogged around our lovely,big,beautiful block.We both ADORE this block,as it is always clean.

“Are you enjoying this Sasha?”I asked her.

“WOOF WOOF WOOF!”she barked,jumping as high as a 1 year old baby.

“I’m glad you’re enjoying it Sasha,”I smiled widely.Suddenly,when I was too busy thinking of all the miracle things that’s here in Planet Earth,I noticed that Sasha stopped and sniffed at something blue and tiny,near the berry bush.

“What’s that Sasha?”I peeked curiously to see what’s beside the berry bush.I saw what it was!It was a cool new APPLE WATCH!It is the MOST modern watch in 2019(I think).I was so surprised to see something so good LYING beside a berry bush.How can someone just LEAVE this Apple Watch here? I thought.Sneakily,I decided to pick up the watch and put it on my wrist.It fits PERFECTLY for me!I love this watch!I really do!

 

As I jogged to our house,I stared(once again!)at the modern blue watch.It is 09:00am now.Luckily I got home in time for fruit salad! I thought happily,I’m glad that I have this.I knocked on my door.Soon,Mother answered it.

“Hello Katryn dear!”she greeted,”Woah!You’re RIGHT on time for fruit salad!”

“Yeah Mother,”I smiled proudly,trying to not show my left hand,as I have the watch strapped around it.(I do not want Mother to know I have this.)I sat nicely on the wooden chair to eat fruit salad.

“Mmm…Thanks Mother!”I licked my lips appreciattively,as I tasted the salad.

“Your welcome Katryn,”replied Mother,while smiling.Then Mother noticed my left hand and saw it.She saw the watch.I hid it real quick so she can’t see it.Phew!Luckily she never saw it.It just looks like she saw the blue Apple Watch.Maybe Mother was staring at the window.

 

When I was done eating the delicious fruit salad,I went to my bedroom to do my homework.I have to hand my homework in on Monday(which is like,two days away).I sighed deeply and got my pencilcase out and did all of it.Before I did my homework,I timed myself using the Apple Watch.It actually only took me forty-five minutes to do all my work!Which is NOT that long.The Apple Watch became useful in Sunday too.It always makes me go home from jogging at the right time,and when I was going to Kids’s Gym,Mother and Father told me to go home at 14:00:00 pm.Since I had ‘MY’ Apple Watch,I got home at the right time.

“Wow Katryn!”Father exclaimed,”You’re home in the right time!How can you DO THAT?”

“Emm…It’s just because I’m smart Father,”I lied(I am smart,but not that smart).

“That’s good then!”Mother smiled,”What did you do at Kids’s Gym?”

“I did twenty girl push ups,lifting five kg dumbells and I did Zumba dancing with Ms.Hamilton,”I informed my parents.

“That’s our girl!”Father patted me in the back proudly.

 

ON MONDAY…

Today is schooltime.Yay!I’m SO excited!I’ll get to meet Bona,Olivia,Lili and Lina again!Woohoo!

“Bye Father!”I waved,”Good luck at work!”

“Bye Katryn!Have a nice day at school!”Dad waved too.Now he’s fading,because Mother is going faster on the motorbike now(Mother gets me to school).I checked the time on my watch.Right now,it’s 06:00:00 am.We still have about an hour to get to school.My school starts at 07:00:00am.Finally,me and Mother arrived at my school.I quickly waved bye to Mother and opened the green gates to the school.I was(ONCE AGAIN!)on time(wink wink).I lined up with everyone else.Right now,there were only four people in my line(well five,because I’m there).

“Hi Katryn,”Sulaiman greeted.

“Hi Man,”I replied cheerfully(people call him Man).

“That’s strange.You’re on time today,”

“Yeah Man.My mother helped me get ready on time,”I lied.

“That’s good then!”exclaimed Emelia(She’s now butting in).More people are now coming to our line.From the distance,I saw Bona,Lili,Lina and Olivia!Quietly and quickly,I shuffled to the back of the line.

“Oh hi Katryn!”Lili said,hugging me.

“Hi besties,”I smiled.Bona was gasping surprisingly.

“What is it Bona?”I asked her.

“WOAH!You have a BLUE APPLE WATCH?”Bona gasped.

“Shhhh!Keep that quiet!”I hissed,in case this watch belongs to someone in the school.

“Why?”

“None of your beeswax.Anyways,how were your weekends?”I said that to change the subject.

“Mine was AWESOME! I watched the new Toy Story movie at the cinema!”announced Bona.

“Mine was normal,”sighed Olivia,”All I did was do homework,”

“My weekend was good!”Lili exclaimed,”I visited my cousins Natalia and Alya,”

“That’s nice then!”I nodded.

“My weekend was OK.I went to Bona’s house a little bit,then I went strawberry picking,”Lina said.Lina informed us that she has some of the strawberries for snack!SWEET!

 

After we did our morning routine exercise,we FINALLY went inside our class.We sat down on our seats,and Mrs.Tina began the lesson.

AT BREAKTIME…

Today’s morning lesson was great!We did Science first thing.Now we have snack/breaktime.I had biscuits for today.Don’t forget,Lina gave me some strawberries!From my table(and Bona’s and Olivia’s and Lili’s and Lina’s,)I can hear Emelia talking with her friends(Rani and Hallie).

“You know what happened to me?”Emelia cried.

“No WHAT?”frowned Rani and Hallie.

“My Apple Watch disappeared when I was going to Uncle Will’s house!”now I started to worry.What if Emelia’s Apple Watch was THIS one I’m wearing? I thought.

“What does it look like?”asked Rani.

“It’s blue and the thingy in the middle’s round,”Emelia informed her friends.I was right.This watch was Emelia’s.What am I gonna do now?

“Oi Kat!”hissed Olivia,”That’s Emelia’s!”

“I know!Shut up for a minute,I’m gonna return it,”I grumbled,unbuckling the Apple Watch.Maybe this is for the best.

“Emelia?”I asked.

“Oh what is it Katryn?”smiled Emelia.

“It’s just that-I’m sorry,”

“Why?You’ve done nothing!”

“It’s just that I found your Apple Watch beside a berry bush.And…I thought that I should’ve kept it.But I was so wrong.Here,”I handed her the watch.

“Awww,thanks so much for returning it Katryn!”Emelia exclaimed,hugging me tight.

“It’s OK,”I replied,smiling proudly.

 

THE END.

Team Battle – Challenge Week 5

Assalamualaikum teman-teman!

Untuk minggu ini ada yang lain dari Team Battle kita~ kali iniii… kita akan tukar guling, eh tukar Jendral xD

Kapten Tim & Anggota

Tim Alpha

Kapten: Sarah @sarahtanujaya

Pasukan:

Namira @umminadira

Amanda @marsmellowmozara

Angga @satriamanggala

Dira @umminadira

Tim Bravo

Kapten: Aila @luvkoala

Pasukan:

Cantika @websitebelajarwebsitekodingdanlainlain

Khalisa @kshasie

Ayska @aghayska

Binar @binaras

Umar @seterahmaudipanggilapa

Jadwal Online – Silahkan atur dengan tim masing-masing kalau mau komunikasi di Discord.

Fun Quiz – Akan ada sesi Fun Quiz (chat & nulis+gambar bareng) di hari Minggu jam 19.45-20.45 WIB.

Any Questions? Tulis di sini