Tugas 10 – Amanda

Petunjuk cerita: Apel
Petunjuk gambar: Mencari 3 jalan di Maze

Judul: Jewel of Soul
Nama Penulis: Amanda Cahyani (Amanda)
Tema/Genre: Fantasy (Fantasi), Drama (Drama)

==~ Jewel of Soul ~==

==~ Sampul 1 ~==

 

==~ Sampul Depan ~==

Jewel of Soul 1 - Sampul Depan.png

 

==~ Sampul Belakang ~==

Jewel of Soul 1 - Sampul Belakang

 

==~ Punggung Buku ~==

Jewel of Soul 1 - Punggung Buku

==~ Sampul 2 ~==

 

==~ Sampul Depan ~==

 

Jewel of Soul 2 - Sampul Depan

 

==~ Sampul Belakang ~==

Jewel of Soul 2 - Sampul Belakang

 

==~ Punggung Buku ~==

Jewel of Soul 2 - Punggung Buku

==~ Cerita ~==

Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh para murid kelas 7-A. Hari ini, semua orang di kelas akan pergi karya wisata! Murid-murid berangkat tepat pada pukul 7 pagi. Mereka menaiki bis untuk pergi ke destinasi. Selama perjalanan, banyak dari murid-murid tertidur.

Sebab, perjalanan diperkirakan akan mencapai kurang lebih 5 jam! Bahkan itu belum termasuk mampir kemana-mana dulu. Makanya, kebanyakan dari mereka belum juga sampai di lokasi sudah kecapekan. Destiny tidak bisa tidur, seharian penuh dia hanya termangu saja.

Destiny tidak suka karya wisata, baginya itu hanya mengingatkannya akan kejadian yang dulu dia alami. Destiny pernah dikucilkan karena sifatnya. Padahal dulu, Destiny sangat ramah. Sehingga disukai banyak orang. Seperti biasa, jika ada orang terkenal pasti ada juga yang merasa iri.

Destiny punya dua teman akrab, Tapi keduanya ditipu oleh kabar palsu yang disebarkan orang-orang yang tidak menyukai Destiny. Akibatnya, teman-teman Destiny pun jadi menjauhinya. Karena dikucilkan, setiap kali karya wisata diadakan Destiny selalu sendirian.

Ketika mau tidur pun, dia tidur sendirian di pojokan karena tidak mau mendengar “kata-kata” dari teman sekelasnya yang bisa membuatnya bertambah sedih. Hal itu terus terbawa hingga Destiny naik jenjang menjadi SMP.

Saat pertama kali masuk ke kelas, yang lain memperkenalkan diri dengan semangat, lengkap dari a sampai z. Destiny mungkin satu-satunya yang perkenalan dengan datar, hanya dengan memperkenalkan nama saja lalu duduk lagi.

Teman-teman sekelas hanya bingung sesaat saja melihat kelakuan Destiny. Tapi, tidak ada yang mengingatnya lagi setelah semua itu selesai. Kerja kelompok juga begitu. Destiny kebanyakan diam dan setuju saja. Meskipun begitu, teman-teman sekelompoknya tetap bersikap biasa-biasa saja.

Seolah… yang Destiny lakukan itu adalah hal yang sudah biasa terjadi.

Akhirnya, setelah menunggu cukup lama mereka pun sampai juga. Mereka akan menginap disana, mereka akan tinggal selama 2 hari 1 malam. Setelah mereka turun dari bis, mereka semua dipecah menjadi kelompok per kelompok.

Akan dipilih ketua didalam grup tersebut yang bertanggung jawab atas kelompoknya. Destiny berada di kelompok 7 dengan teman sebangkunya, Choco dan satu orang lagi bernama Yani. Pada saat pemilihan ketua, Yani dan Choco bisik-bisik sendiri dan diam-diam merencanakan sesuatu.

Sedangkan di satu sisi lainnya, Destiny terlalu sibuk sendiri hingga hampir tidak mendengarkan dan melihat apa yang teman setimnya bicarakan. Destiny tengah sibuk mengabsen dirinya di buku absen yang baru saja lewat di depannya.

“Baik, sekarang kelompok 7! Siapa Kapten kalian?” Tanya MC, ternyata sudah giliran kelompoknya Destiny.
“DESTINY, PAAAK!” teriak Choco dan Yani dengan kompak, membuat Destiny kebingungan.

“Apa yang—?”

“Oke, berarti Destiny Kapten kelompok 7 ya!” Ujar MC sambil menulisnya di papan yang tengah dia bawa di lengan sebelah kirinya. Belum juga Destiny selesai ngomong, MC sudah keburu menyelak. Membuat Destiny terpaksa setuju mengenai dirinya yang jadi kapten di kelompoknya.

Choco dan Yani hanya cengengesan pada saat ditatap Destiny, membuat Destiny menghela napasnya.
“Kalian yakin?” Tanyanya tiba-tiba.
“Soal apa?” Mereka justru malah bertanya balik pada Destiny.

“Apa lagi? Ya, jelas keputusan aku jadi kapten?” kata Destiny.
Masa sih, mereka belum dengar rumorku? ujar Destiny dalam hatinya.
“Ooh.. jelas dong! Kita berdua sudah setuju kok! Lagipula kami ngga punya bakat mimpin juga siih..” kata Choco, diikuti oleh suara tertawa Yani.

“Hm. Ya, sudah,” kata Destiny cuek, sikap yang Choco dan Yani berikan pada Destiny itu bukan seperti sikap teman sekelasnya yang lain. Biasanya, yang terjadi adalah ketika Destiny bertanya, tidak dijawab alias dicuekin, atau malah pura-pura ngga denger.

Tapi, ada beberapa yang tetap ngobrol dengannya, walau cuma ngobrol kepentingan tugas kelompok saja. Setelah seluruh kelompok selesai ditanya siapa kaptennya. Para kapten maju kedepan dan diberitahu kurang lebih semua kegiatan mereka selama disana. Jadwal itu ditulis di papan.

Beberapa kapten menulis jadwal selama disana didalam notes agar tidak lupa. Sedangkan beberapa ada yang ketinggalan notesnya, atau bahkan bela-belain minjem satu kertas ke sebelahnya karena benar-benar lupa dibawa dari rumah.

Destiny tentunya tidak termasuk, dia sudah benar-benar mempersiapkan semuanya dari rumah. Destiny membawa notes dan tidak buru-buru menulis jadwal itu disana, karena lagipula papannya tidak akan kemana-mana. Setelah semua selesai, mereka semua bermain games hingga siang hari.

Siangnya, setelah mereka makan siang ada jam waktu kosong. Di waktu itu semua murid bebas mau ngapain, tidur boleh, mereka boleh jajan kemana saja mereka mau. Destiny tidak begitu ingin pergi kemana-mana, walaupun mau Destiny harus ada teman yang menemani.

Nah, Destiny tidak punya teman, dia bakal pergi bareng siapa dong? Destiny sudah jadi murid paling dibenci satu angkatan. Destiny tidak punya teman lagi di angkatannya. Kakak-kakak kelasnya cuek, adik kelasnya selalu bilang “sibuk”. Coba kamu terjepit di situasi seperti itu, bikin kamu bingung kan?

“Destiny!”

Tiba-tiba ada yang memanggilnya dari arah hutan kecil. Destiny ketakutan, mengira hantu yang memanggilnya. Saat Destiny menengok, rupanya itu hanyalah Choco dan Yani. Mereka memanggil Destiny dengan isyarat tangan yang artinya, “Sini, deh!”.

Pada saat Destiny menghampiri mereka, Yani langsung menyambar tangan Destiny lalu menggenggamnya. Dan mereka semua berjalan cepat menuju hutan. “Hei! Kalian ngapain, sih? Jurit malam belum dimulai tahu!” Ujar Destiny kebingungan, dia mencoba melepas genggaman Yani.

Hutan itu, memang akan digunakan sebagai tempat acara jurit malam nanti. Kelompok akan masuk secara bergantian, setelah kelompok 1 masuk, kelompok 2 menunggu 1 menit baru ikut masuk, begitupun dengan kelompok 3, sampai seluruh kelompok telah masuk. Mereka sudah ditentukan jalannya.

Sehingga, mereka tidak perlu khawatir masalah tersesat. Entah apa yang dua anak itu rencanakan, tapi Destiny merasa kalau akan terjadi sesuatu yang.. buruk? “Sudah sampai, Yan?” Tanya Choco pada Yani dibelakangnya.
“Belum, sebentar lagi..” jawab Yani cepat.

Destiny melihat ke langit, pohon-pohon tinggi mulai menutupi langit. Kemungkinan, mereka sudah mulai masuk cukup jauh ke hutan. Destiny menghela napas dan berkata dalam hatinya. Kenapa aku jadi ada disini, sih?
“Aah, stop Cho! Kita telah sampai!!” Teriak Yani, membuat kaget Choco yang di depan.

Choco berjalan perlahan-lahan ke tempat Yani dan Destiny berada. Yani maju beberapa langkah dan jongkok tepat di depan rumput besar di hadapan mereka. Yani menyibak sedikit rumput itu, dan terlihat ada sebuah sungai dengan seekor… Ikan mas?!
“Eh, itu ikan mas kan? Beneran ikan mas yang Bu Guru…?!”

“Sst! Jangan berisiik!” ujar Choco sambil menutup mulut Destiny.
“Yaudah, kan cuman nanya… Ngga usah pake nutup mulut segala kali,” Destiny melepas tangan Choco dari mulutnya sedangkan Choco cengengesan.
“Iya, Destiny. Itu Ikan mas beneran, yang Bu Guru pernah kasih tahu ke kita..” jawab Yani pelan.

Ikan mas sudah sangat-sangat langka, hanya tinggal tersisa satu jenis spesies saja di seluruh dunia. Spesies itu sendiri hanya tinggal tersisa 17 ekor. Ikan mas sering diburu, karena itulah dia terancam punah. Dunia memutuskan agar Ikan mas itu dilindungi di wilayah tertutup dan dijaga super ketat.

Agar tidak ada pemburu gelap yang mengambil Ikan mas lagi. Destiny tercegang, di depannya seekor Ikan mas melompat dengan anggun. Ikan itu sangat indah, rasanya Destiny jadi tidak heran lagi kenapa banyak yang memburunya. Ikan itu sangat cantik, ekor panjang berumbai itu benar-benar khas Ikan mas.

Tiba-tiba saja..
Kejadian berlangsung cepat, Ikan mas melompat terlalu tinggi dan terjatuh di daratan! Destiny dan dua lainnya kaget setengah mati. Mereka panik, jika tidak cepat Ikan itu bisa mati karena kekurangan oksigen!

“Nih! Cepat pakai emberku! Ambil air dari sungai!!” kata Choco, dia mengulurkan ember di tangannya.
“Sejak kapan kamu..?”
“Sudah! Buruaaan! Nanti ikannya keburu matii!!” perintah Choco sambil teriak dengan kencang. Akhirnya Destiny tetap menurut saja.

Dengan cepat Destiny keluar dari rumput, menyiduk air dari sungai, lalu berjalan cepat kearah Ikan tadi jatuh. Dengan hati-hati, Destiny menangkap ikan itu, lalu memasukkannya ke ember. Semuanya menghela napas, lega mengetahui Ikannya telah selamat.

Destiny melihat Ikan itu berputar-putar seperti orang kebingungan di dalam ember. Destiny cekikikan tanpa suara, Destiny berjalan ke sungai, dan menuangkan isi ember itu ke dalamnya. Ikan mas langsung kabur begitu air telah bergabung kembali jadi satu dengan air sungai.

Destiny kembali ke tempat Choco dan Yani.
“Nih, embermu.” Ucap Destiny sambil mengulurkan ember milik Choco.
“Trims,” kata Choco sambil mengambil embernya. Yani memberikan Destiny sapu tangan miliknya, menyuruhnya agar menggunakannya untuk membersihkan tangan Destiny yang basah.

“Omong-omong, bagaimana kalian tahu Ikan itu ada disini?” Tanya Destiny seusai dia membersihkan tangannya dengan sapu tangan milik Yani.
“Yani-lah yang menemukannya. Kita lagi main kejar-kejaran dan tak sengaja menemukannya,” jawab Choco.

Hah? Aku ngga salah denger kan? Main kejar-kejaran?? Ya ampuun.. kalian ini anak SMP bukan sih??? Pikir Destiny dalam hati, dia menepuk jidatnya sendiri. Choco sih masih bisa dimaklumi, memang sudah sifatnya supel, tapi Yani? Dia itu anak paling pintar seangkatan looh.. kalau di kelas dia selalu kelihatan pendiam dan belajar terus.

Yani sedang mengobrol dengan Choco. Ketika, Destiny tidak sengaja melihat sesuatu dari balik pepohonan. Seekor ngengat putih yang sedang terbang. Destiny penasaran, ngengat putih itu cukup jarang terlihat. Destiny ingin memfotonya dan bertanya pada guru.

Destiny mengikuti ngengat itu, Destiny membuka hp-nya dan mengeklik tanda kamera. Destiny mempersiapkan kamera itu menjadi resolusi paling HD. Tapi, ternyata sia-sia, akhirnya Destiny mencoba mendekat karena fotonya kurang jelas. Segera.. Destiny merasa ada yang salah dari ngengat itu..

Kenapa ngengat itu mempunyai mata..?

“Eh? … !!!” Destiny menoleh, melihat ngengat itu tiba-tiba ada di sampingnya, dengan kedua matanya menatap lurus kearah mata Destiny. Hanya dalam hitungan detik.. mata itu berubah menjadi sebuah portal besar seukuran manusia, mengisap Destiny masuk kedalamnya..

~~TO BE CONTINUED~~

Advertisement

Tugas 9 – Amanda

Petunjuk cerita: Lentera, Malam, Sore, Camilan
Petunjuk gambar: Lentera, Malam

Judul: Incident Before Festival
Nama Penulis: Amanda Cahyani (Amanda)
Tema/Genre: Lantern Festival (Festival Lampion)

==~ Sampul Kesatu ~==

 

==~ Sampul Depan ~==

Incident Before Festival 1 - Sampul Depan

 

==~ Sampul Belakang ~==

Incident Before Festival 1 - Sampul Belakang

 

==~ Punggung Buku ~==

Incident Before Festival 1 - Punggung Buku

==~ Sampul Kedua ~==

 

==~ Sampul Depan ~==

Incident Before Festival 2 - Sampul Depan

 

==~ Sampul Belakang ~==

Incident Before Festival 2 - Sampul Belakang

 

==~ Punggung Buku ~==

Incident Before Festival 2 - Punggung Buku

==~ Sampul Ketiga ~==

 

==~ Sampul Depan ~==

Incident Before Festival 3 - Sampul Depan

 

==~ Sampul Belakang ~==

Incident Before Festival 3 - Sampul Belakang

 

==~ Punggung Buku ~==

Incident Before Festival 3 - Punggung Buku

==~ Cerita ~==

“Aorii! Ini kenapa lampionmu kau taruh sembarangan?! Cepat bereskan!” omel Ibunya.
“Iya, bu..” ucap Aori malas.
“Jangan malas! Nanti malam kan mau diterbangin! Kalau ke injek gimana?” ucap ibunya lagi. Aori membereskan bekas guntingan-guntingan sisa lampion dan mengambil lampion itu untuk ditaruh di kamarnya.

Nanti malam akan ada acara menerbangkan lampion sebagai tanda menyambut hari yang baru. Lampion itu dinyalakan menggunakan lilin yang dipasang di tengahnya. Mereka akan menerbangkannya di sungai dekat lapangan pada jam setengah 8 malam.

“Hmm.. Aku taruh diatas meja saja deh,” Aori menaruh di atas meja belajarnya. Lalu dia rebahan di atas kasurnya. “Sekarang ngapain ya?” Aori bingung sendiri.
“Baca buku saja deh,” Aori bangun dan mengambil salah satu buku favoritnya dari rak buku. Judulnya Elly’s Elf Journey. Lho? Kok jadi promosiin buku sendiri.. Hehehe.. 1 jam Aori membaca. Lama-kelamaan dia mulai bosan juga. Dia sudah membaca nyaris semua buku yang ada di raknya!

“Huuh.. bosan,” Aori melempar buku yang sedang dia baca sembarangan.
“Ngapain lagi yaa..” Aori melihat kamarnya yang super acak-acakan bak kapal pecah. Akhirnya dia pun membereskan buku-bukunya dan menaruhnya di tempat asalnya.
“Aorii! Temanmu memanggil!” panggil ibunya dari lantai bawah.
“Oh? Iya bu! Segera kesana!” Aori mempercepat beres-beresnya saking buru-burunya, tak sengaja dia menyenggol lampion diatas mejanya dan menginjaknya!

BRET!

Salah satu bagian lampion itu ada yang sobek.
“Bret?” Aori mencari asal suara itu yang ternyata berasal dari bawah kakinya!
“LAMPIONNYAAA!!” Aori berteriak panik.
“Ada apa sih, Aori?” ibunya yang mendengar suara itu kaget dan bertanya. “Temanmu sudah menunggu di ruang tamu tuh!”.

“Iy.. iya bu!” Aori buru-buru mengambil lampion yang sobek itu dan menyembunyikannya di balik kursi. Aduuh.. Gimana nih? Kalo ibu tahu kalau lampionnya sobek, mati aku! Ucap Aori dalam hati. Aori turun kebawah seolah tidak terjadi apa-apa.

“Kenapa dari tadi kamu ribut sekali sih?” tanya ibunya sambil menuang teh dingin kedalam gelas. Aori hanya cengengesan.
“Nih, kasih teman-temanmu. Mainnya di kamarmu saja ya!” ibunya menyodorkan nampan berisi teh kearah Aori. Aori menerimanya, lalu mengajak teman-temannya yang sedang menunggu di ruang tamu.

“Oh, Reiri dan Fukuko. Ayo kita ke kamarku,” ajak Aori. Reiri dan Fukuko masuk ke kamar. Mereka mengobrol bersama. Reiri memilih topik tentang festival lampion nanti malam.
“Nah, dimana lampionmu Aori? Aku ingin melihatnya dong,” kata Reiri penasaran.
“Uuh.. lampionku.. Yah.. sebenarnya..” Aori akhirnya menceritakan kejadian tadi.

“APAA?! Terus? Lampionnya?! Kamu nanti nggak nerbangin lampion dong?! Terus nanti gimana? Nanti..” oceh Reiri sambil sedikit teriak.
“Jangan berisik Reiri, pelan-pelan, satu-satu pertanyaannya. Lalu dimana lampion itu Aori?” selak Fukuko tenang.

“Ah, ini lampionnya.” Aori berdiri dan mengambil lampion yang dia sembunyikan di balik kursi.
“Wah, robek. Mungkin sudah tidak bisa diperbaiki,” kata Fukuko mengamati lampion itu.
“Tapi kita bisa buat yang baru,” kata Fukuko lagi.
“Eh? Buat baru? Tapi lilinnya gimana?”
“Aku sudah kehabisan lilin di rumah. Itu yang terakhir,” kata Aori bingung.
“Ya, kita beli lagi saja.” Fukuko mengecek jam.
“Masih jam 2 siang. Kalau kita berangkat sekarang mungkin masih ada waktu sampai sore,” kata Fukuko bangkit. “Ayo!”.

Mereka pulang setelah 1 jam membeli lilin. Wkwk.. lama amit ya.. lilin doang padahal. Fukuko membongkar semua barang-barang yang baru saja dibeli mereka. Woaw.. ada kertas untuk lampion yang baru. Lilin, dan.. coklat? BUAT APAA?? Ternyata, Reiri yang membelinya. Dia bilang, coklat bakal enak buat dimakan sebagai camilan pada saat sedang kerja.

Fukuko mengambil kertas dan mulai membentuknya menjadi lampion. “Reiri! Tolong ambilkan gunting itu dong,” minta Fukuko. Dia menyodorkan tangannya tanpa melihat. Reiri mengasih apa yang Fukuko minta.

Fukuko nyaris selesai membuat kerangka lampion. Reiri dan Aori ikut membantunya. Fukuko pintar dalam bidang kreativitas. Jadi Reiri dan Aori yang masih nooby hanya membantu mengambilkan atau memotongkan barang yang diminta.

(Btw, Fukuko itu anak orang kaya lho, ngga kaya raya banget sih. Nggak kayak Kintan, dari karakter cerita Cantika.) waktu sekarang menunjukkan jam 5:30 sore. Berarti mereka sudah menghabiskan 2 jam 30 menit hanya untuk membikin 1 lampion! Oh mai gat. Lama amat!

“Fiuh! Akhirnya selesai,” ucap Fukuko mengusap dahinya yang keringatan. Lampion itu sudah jadi! Tampak seperti baru (karena emang baru). Dan tidak terlihat habis hancur diinjak.
“Yeey! Thanks Fukuko!” kata Aori gembira. Sekarang lampion selesai. Tinggal menunggu festival deh!
“Yup, you’re welcome Madam. Ongkosnya hanya Rp. 100.000 saja.” canda Fukuko.
“Eeeh? Bayaar? Kita teman kaan? Pleasee, duit jajan di celenganku tinggal 100 ribu nih..” mohon Aori berbinar-binar.

“Hahaha.. bercanda kok. Jangan dirusakin lagi ya!” tawa Fukuko puas. Dia berhasil melihat wajah berbinar-binarnya Aori yang jarang terlihat.
“Sudah ya! Kita mau pulang dulu. Jangan diinjek lagi loh!” ucap Reiri. Dia berdiri dan pergo keluar kamar. Diikuti oleh Fukuko. “Ketemu di festival!” Fukuko sempat terlihat berkedip sebelum menutup pintu kamar.

Jam 7. Ayah, Ibu, dan Aori naik mobil ke sungai Ozuna di dekat lapangan Norcs. Sesampainya disana, sudah ada banyak orang yang datang. Banyak dari mereka sudah menyalakan lilin lampionnya, siap diterbangkan dengan secarik kertas berisi harapan.

Walikota datang. Aori juga ikut menulis harapan. Semua memberi aba-aba. 3.. 2.. 1! Di hitungan 1 semua orang menerbangkan lampion mereka berbarengan. Aori melihat Fukuko dan keluarganya di ujung dermaga dan Reiri beserta keluarganya juga di dekat sungai.
Malam yang menyenangkan! Meskipun ribet dikit sih tadi pagi… ucap Aori dalam hatinya.

~The End~

Special Mission – Amanda

==~ Semua Buku – Tampak Depan ~==

IMG_20190817_135256

==~ Semua Buku – Tampak Belakang ~==

IMG_20190817_135505.jpg

==~ Satu Buku – Tampak Dalam ~==

IMG_20190817_135628

==~ My experience ~==

AAA! Akhirnya bukunya udah sampee~ Aku seneng banget.. karena dari kemaren-kemaren udah nungguin 😀

BTW, Aku nyoba bikin yang spiral, bukan yang polos seperti di contoh.

Soalnya, kayaknya kok kalo yang dicontohin itu polos kan ya (lurus gitu aja).. jadi agak bosen aja gitu.. 😛
Jadi aku nyoba yang beda, iseng-iseng +  pengalaman baru.

Oh iya, ini aku bikinnya dari Tokped (tokopedia) Di tokopedia, aku pesen dari orang lain (lupa siapa nama akun penjualnya :P). Nah, penjualnya itu minta link gambarnya.

Aku bingung kan, caranya gimana? Jadi diganti oleh mamaku, aku bikin gambarnya jadi .zip lalu dimasukkan ke Google Drive. Linknya dibuat nanti pas diklik langsung ke Google Drive itu.

Jujur aja, aku bingung (dikasih strip karena ngga mau ngaku :V) yang dikarenakan gugup berlebihan (engga kok, tenang, cuma bohongan :P).

Gugup karena ini pertama kalinya disuruh beli barang sendiri (tetep bisa gugup padahal ngomongnya lewat app, ngga perlu ngomong sendiri ke penjualnya *plak)

Setelah aku kasih link ke penjualnya, aku cuma perlu nunggu dia ngirim paketnya. Baru juga beberapa hari (?) Eh, tau-tau dah nyampe aja tuh paket. Menurutku, saking cepetnya sampe ngga sadar paketnya udah sampe (baru nyadar pas dilihat bener-bener).

Sekian pengalaman dariku, simpel tapi diingat banget di otak *eaa *plak *apasihakuini *gaje
Sampai jumpa~ 🙂

Tugas 7 – Amanda

Petunjuk cerita: Kehilangan, Museum
Petunjuk gambar: Kehilangan (Sampul 1 dan Sampul 2), Museum (Sampul 2)

Judul: Mystery in the Museum & Theft in the Museum
Nama Penulis: Amanda Cahyani (Amanda)
Tema/Genre: Mystery (Misteri)

 

 

 

==~ Mystery in the Museum ~==

==~ Sampul Depan ~==

Mystery in the Museum - Sampul Depan

==~ Sampul Belakang ~==

Mystery in the Museum - Sampul Belakang

==~ Punggung Buku ~==

Mystery in the Museum - Punggung Buku

 

 

 

==~ Theft in the Museum ~==

==~ Sampul Depan ~==

Theft in the Museum - Sampul Depan

==~ Sampul Belakang ~==

Theft in the Museum - Sampul Belakang

==~ Punggung Buku ~==

Theft in the Museum - Punggung Buku

 

 

 

==~ Cerita ~==

Hari ini Sahara dan Javar sedang menonton TV. Ada berita museum yang kecurian. Yang dicuri adalah lukisan Pangeran Diponegoro yang terkenal! Yaitu ketika dia sedang ditangkap oleh Belanda! Lukisan itu digambar langsung oleh orang yang melihat langsung peristiwa sejarah besar tersebut, lukisan itu tidak ada gantinya.

Javar bingung, bagaimana cara pencuri itu masuk? Bukannya kalau malam museum itu tutup dan dijaga ketat ya? Lagipula, kenapa hanya lukisan itu saja yang dicuri? Padahal di museum juga masih ada lebih banyak lagi lukisan lain yang sama berharganya.

Tiba-tiba Sahara punya ide, “Kak Javar, bagaimana kalau kita selidiki siapa pencurinya?” kata Sahara.
“Ide bagus. Tapi bagaimana caranya? Bukannya polisi sudah menyelediki, dan tidak ditemukan apa-apa di lokasi?” tanya Javar.

“Bagaimana kalau kita mencari jalan bawah tanah? Museum itu kan sudah lama, jadi mungkin saja ada satu-dua jalan rahasia yang tersembunyi disana! Mungkin pencurinya tak sengaja mengetahui jalan itu, lalu menggunakannya sabagai jalan masuk untuk pencurian ini!” jawab Sahara panjang lebar.

“Oke, besok kita cari. Sekarang kita belajar dulu, dari tadi kita belajar, malah nonton TV,” kata Javar.
“Oke, kakak!” kata Sahara. Lalu mereka pun tidur.

Besoknya, mereka berencana keliling museum untuk melihat apakah ada jalan rahasia bawah tanah atau tidak. Saat mereka sedang keliling museum, mereka melihat ada lubang besar, di dalam lubang itu ada sebuah lorong! Sahara tidak tahu kalau ada lorong di dekat museum. Mereka memutuskan untuk mengecek kedalam.

Saat mereka sampai di ujung lorong tersebut, mereka sampai di sebuah ruangan! Ruangan itu dulu dipakai untuk menyimpan salah satu lukisan sejarah besar di Indonesia. Tapi, sekarang lukisan itu sudah dipindahkan ke tempat lain. Sehingga, ruangan itu sudah tidak ada yang menggunakan lagi.

“Ayo kita cari dulu lukisannya, mungkin disembunyikan,” kata Sahara. Mereka berdua pun mencari di seluruh pelosok ruangan tersebut, mencari lukisan yang mungkin disenbunyikan di dalam ruangan tersebut. Kemungkinannya besar, karena ruangan tersebut sudah sangat lama tidak digunakan dan sedikit orang yang bisa masuk kedalamnya.

Lalu tiba-tiba, Sahara tidak sengaja menemukan pintu rahasia di balik dinding dibelakang kanvas kosong bekas lukisan lama. Sahara menemukannya pada saat dia berusaha menggeser sedikit kotak di dekat kanvas, dan tangannya tak sengaja mendorong kanvas tersebut sehingga membuatnya tersibak sebentar.

Dari tingginya, sepertinya pintu rahasia itu bisa dimasuki oleh orang dewasa sekalipun. Membuat Sahara dan Javar tambah curiga, mungkin saja lukisan itu disembunyikan di dalam pintu itu? Dengan hati-hati, Javar membuka pintu tersebut, yang ternyata dibaliknya ada sebuah jalan rahasia!

Sahara dan Javar menyusuri jalan tersebut pelan-pelan. Sepertinya jalan tersebut berada di dalam tanah, dapat dilihat dari tanah-tanah yang menempel di dinding ataupun lantai. Sesampainya Sahara dan Javar di ujung jalan, mereka dibuat sangat terkejut.

Lukisan itu ada disana!

Lukisan itu ditaruh di kain yang berada diatas lantai yang agak kotor dengan tanah. Ada juga kain yang digunakan untuk menutup lukisan tersebut, tapi kain itu mungkin terlalu kecil sehingga jatuh begitu saja ke lantai. Membuat lukisan itu terlihat jelas.

Jalan itu entah memang buntu atau masih setengah jadi, dinding itu berhenti tepat disaat Sahara dan Javar menemukan lukisan tersebut. Tidak ada lanjutannya. Berdasarkan lokasi saat itu, Javar membuat kesimpulan sementara yang paling mungkin di kondisi saat itu.

“Mungkin si pencuri menyimpan lukisan ini disini supaya dia bisa kabur dari kejaran polisi. Kelihatannya lukisan ini baru akan diambil ketika keadaan telah aman,” kata Javar panjang lebar.
“Sepertinya iya, kakak,” kata Sahara. “Sebaiknya kita lapor ke polisi dan kembalikan dulu lukisan ini,”.

Akhirnya mereka keluar dari jalan itu. Pada saat diluar, Javar menjaga lukisan itu di dekat lubang, sedangkan Sahara memanggil penjaga museum agar mereka yang menelepon polisi. Awalnya mereka tidak percaya, tapi pada saat lukisan itu ditunjukkan. Mereka kaget dan dengan segera memanggil polisi untuk datang kemari.

Kejadian itu pun akhirnya berakhir dengan damai, berkat lukisan sudah ditemukan. Para penyelidik menemukan sidik jari pelaku di lukisan tersebut. Karena pelaku sudah diketahui, polisi hanya perlu menangkap pelaku tersebut untuk diberikan hukuman sesuai hukum.

Sahara dan Javar berjasa besar dalam penemuan lukisan tersebut. Mereka berdua diberikan piagam atas hal itu. Semuanya benar-benar selesai, pelaku sudah dipenjara, lukisan sudah kembali ke museum. Sahara dan Javar juga ikut kembali ke kehidupan mereka yang biasa..

~The End~

[EXPIRED] Team Battle – Flash Attack untuk Kedua Tim

Kata kunci:
You’re not alone/Lagu Alone buatan Alan Walker

Tipe: Bisa Menulis/Menggambar
Poin: 200 poin per anggota Tim Merah/Alpha ataupun Tim Biru/Bravo yang menjawab
Batas waktu: Sabtu 17 Agustus, pukul 06:00:00 (pagi)

Ganbatte~ 🎶🎶🎶
*Alpha Team’s Patrol Officer*

[CLOSED] Team Battle – Story Bazooka untuk Kedua Tim

Kata kunci:
Peribahasa “Air susu dibalas Air tuba”

Tipe: Menulis
Poin: 100 poin per anggota Tim Merah/Alpha ataupun Tim Biru/Bravo yang menjawab
Batas waktu: Minggu 18 Agustus 2019, pukul 14:00:00/02:00:00 (siang)

Ganbatte~ 🥛 -> 🏺
*Alpha Team’s Patrol Officer*

Tugas 7 – Amanda

Petunjuk cerita: Jejak, Perpustakaan, Kode
Petunjuk gambar: Perpustakaan (Sampul 1 dan 2), Kode (Sampul 1)

Judul: Two-Headed Creature & Mysterious Creature
Nama Penulis: Amanda Cahyani (Amanda)
Tema/Genre: Fantasi (Fantasy), Horror (Horor), Comedy (Komedi)

==~ Two-Headed Creature ~==

 

==~ Sampul Depan ~==

Two-Headed Creature - Sampul Depan.png

 

==~ Sampul Belakang ~==

Two-Headed Creature - Sampul Belakang

 

==~ Punggung Buku ~==

Two-Headed Creature - Punggung Buku

==~ Mysterious Creature ~==

 

==~ Sampul Depan ~==

Mysterious Creature - Sampul Depan

 

==~ Sampul Belakang ~==

Mysterious Creature - Sampul Belakang

 

==~ Punggung Buku ~==

Mysterious Creature - Punggung Buku

==~ Cerita ~==

Hari ini, adalah hari teraneh dalam hidup Aku.
Entah mengapa, sejak Aku terbangun dari tidur Aku, udara kamar Aku terasa dingin, padahal jendela kamar Aku tertutup.. hal ini membuat Aku merasa merinding. Aku tidak terlalu peduli dengan hal tersebut. Setelah itu Aku segera bersiap-siap untuk sekolah.

Di sekolah, mereka belajar IPA mengenai makhluk-makhluk langka yang jarang sekali terlihat di Bumi. KRIING! Bel berbunyi, Aku dan Divel, teman dari Aku pergi ke kantin.
“Keren juga ya, hewan-hewan yang diterangkan Bu Guru tadi,” ucap Aku.
“Iya, sayang ya. Beberapa punah karena ulah kita, manusia..” sambung Divel.

“Oh iya, Di–” omongan Aku terputus oleh sebuah teriakan keras di meja samping Aku.
“EEEH?! Benarkaah?!” rupanya itu adalah suara salah satu murid, bukan dari kelas Aku sih. Karena itu Aku cuek saja. Tapi, tiba-tiba salah satu omongan mereka membuat Aku kaget.

“Beneran, nih? ‘dia’ terlihat lagi?!” kali ini suaranya lebih pelan, murid itu juga sudah duduk kembali di kursi kantin.
“Iih.. dibilangin ngga percaya.. beneran kok! Aku lihat sendiri!” ucap lawan bicara murid itu. Mereka ngomong sambil berbisik, tapi tetap saja Aku yang duduk tepat disamping meja mereka mendengarnya.

“Ap.. pa? di.. dia… ke.. kembali?” ucap Aku kaget dalam hati.
“Gawat.. kalo gitu..” Aku segera beranjak dari kursi.
“Eh? Ada ap–!” tanya Divel, dia kaget karena Aku tiba-tiba menariknya.
“Kita ke tempat sepi dulu,” ucap Aku, dia buru-buru membayar seluruh makanan dan minuman yang Aku beli tadi. Dan menarik Divel kelas, kebetulan disana sedang sepi karena semuanya sedang di kantin.

“Apa sih? Kok tiba-tiba narik?”
“Kamu tak dengar? DIA, Divel, DIA KEMBALI DIVEEL!”
“Dia? Apa sih, kan dia sudah– APA KAMU BILANG?”
“Seriusan, aku dengar dari lawan bicara murid yang teriak tadi, dia kembali Divel!”
“Waduh.. gawat dong kalo gitu.. BTW, ‘dia’ siapa sih kok aku lupa yak?”
“Diveeel! Ini bukan waktunya bercandaaa! ‘dia’ itu loh.. “makhluk” kepala dua yang ngejar aku duluuu!”

“… Tunggu.. jadi maksud kamu “DIA” yang itu?!” teriak Divel. Tanpa sadar, teriak Divel telah menarik perhatian para murid-murid di luar kelas. Bahkan beberapa guru yang berada di dekat sana berlari ke kelas hanya karena teriakannya. Aku menyadari kalau mulai banyak orang, Aku pun segera menyudahi percakapan Aku dengan Divel.

[CLOSED] Team Battle – Art Blaster untuk Kedua Tim

Kata kunci:
Gambarkanlah orang sedang makan pilus yang ditaruh didalam kotak popcorn (sebagai ganti popcorn yang tidak ada) sambil nonton film di TV!

Tipe: Menggambar
Poin: 100 poin per anggota yang menjawab (boleh dari Tim Bravo maupun Tim Alpha)

Batas waktu:
Minggu 8 Agustus 2019, pukul 4:00:00 (sore– eh, ini masih dianggap siang apa sore sih? Terserahlah, pokoknya 1 jam setelah jam 3 siang).

Ganbatte, everyone~ ⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌
*Alpha Team’s Patrol Officer*

[CLOSED] Team Battle – Story Bazooka untuk Kedua Tim

Kata kunci:
Karakter Dunia Lain-mu itu sedang bermain di pantai. Tiba-tiba dia melihat temanmu di laut dikejar seekor hiu! Sedangkan temanmu satu lagi di pantai tak sengaja menginjak ular laut yang sedang menepi dan tergigit!

Buat keputusan cepat siapakah yang akan karaktermu itu selamatkan lebih dulu? Bagaimana cara keduanya bisa selamat?

Tipe: Menulis
Poin: 100 poin per anggota yang menjawab (boleh dari Tim Bravo maupun Tim Alpha)

Batas waktu:
Minggu 11 Agustus 2019, pukul 3:00:00 (siang)

Ganbatte, everyone~ (◍•ᴗ•◍)❤
*Alpha Team’s Patrol Officer*

Tugas 8 – Amanda

Petunjuk cerita: Ikan
Petunjuk gambar: Ikan, Putih

Judul: Goldfish’s Upstream
Nama Penulis: Amanda Cahyani (Amanda)
Tema/Genre: Fantasi (Fantasy), Petualangan (Adventure), Animal (Hewan),

==~ Goldfish’s Upstream ~==

 

==~ Sampul Depan ~==

Goldfish's Upstream - Sampul Depan

 

==~ Sampul Belakang ~==

Goldfish's Upstream - Sampul Belakang

 

==~ Punggung Buku ~==

Goldfish's Upstream - Punggung Buku

 

 

==~ Cerita ~==

Pada suatu pagi, di tempat yang selalu cerah dan terang-benderang.. hiduplah seekor Ikan mas kecil.

Ikan mas itu hidup dengan bahagia, aman tentram, dan damai di suatu hilir sungai tempat tinggalnya. Ikan mas punya hobi yang agak aneh, Ikan mas suka sekali melompat.

Bagi Ikan mas, melompat sudah menjadi kebiasaan yang dilakukannya setiap pagi. Ikan mas terus melompat sampai, Ikan mas kecapaian dan.. pada akhirnya Ikan mas berhenti.

Suatu hari Ikan mas melompat terlalu tinggi, hingga dia mendarat daratan, dan terjebak disana! Ikan mas menggoyang-goyangkan badannya, meminta tolong.

Tapi, siapa yang bisa menolongnya? Meskipun Ikan mas hidupnya sangat tentram, Ikan mas sebenarnya sangat kesepian. Ikan mas adalah Ikan mas terakhir di tempat tinggalnya.

Tidak ada lagi Ikan mas lain selain dirinya. Masih banyak manusia jahat yang mencoba memburu Ikan mas. Karena itu, Ikan mas hanya bisa senbunyi. Sendirian, kesepian.

Tanpa ada or–eh, maksudnya Ikan menemaninya di hilir sungai itu.. Ikan mas sudah putus asa, tiba-tiba! Muncul seonggok tangan raksasa datang mengambil Ikan mas.

Ada “sesuatu” yang datang menolongnya! Ikan mas selamat!!

Plung!

Ikan mas sudah kembali ke air, dia sangat gembira. Tapi.. kok, Ikan mas ditaruh di ember? Ikan mas mau dibawa kemana?? Ikan mas sangat panik dan berputar-putar dalam air.

Ikan mas juga mencoba melompat, tetapi tiba-tiba ember miring! Air keluar dari ember dan mengalir ke sungai. Ikan mas melihat kesempatan, Ikan mas tak menyia-nyiakannya.

Ikan mas segera masuk ke sungai dan segera berenang pergi..

~The End~

Tugas 6 – Amanda

Petunjuk cerita: Piano, Menyanyi
Petunjuk gambar: Piano, Biru, Ungu

Judul: The Missing Pianist & The Singing Piano
Nama Penulis: Amanda Cahyani (Amanda)
Tema/Genre: Fantasi (Fantasy), Petualangan (Adventure)

==~ THE MISSING PIANIST ~==

 

==~ Sampul Depan ~==

The Missing Pianist - Sampul Depan

 

==~ Sampul Belakang ~==

The Missing Pianist - Sampul Belakang

 

==~ Punggung Buku ~==

The Missing Pianist - Punggung Buku

 

 

==~ THE SINGING PIANO ~==

 

==~ Sampul Depan ~==

The Singing Piano - Sampul Depan

 

==~ Sampul Belakang~==

The Singing Piano - Sampul Belakang.png

 

==~ Punggung Buku ~==

The Singing Piano - Punggung Buku

 

 

==~ Cerita ~==

“Tiing~ Ting~ Ting…”
Bunyi suara piano terdengar dari ruang musik. Tepat di depan ruangan itu, berdiri seorang anak, berdiri termangu di depan pintu sambil “mendengar” lantunan lagu mengalun lembut dari suara itu.

Harusnya kan tidak ada siapa-siapa…? ucap anak itu dalam hati. Anak itu bingung, di sekolah sudah jam—, anak itu bertambah kagetnya ketika melihat jam di tangannya.

Ini sudah sangat malam! Seharusnya tidak ada siapa-siapa di sekolah selain yang piket?! Anak itu segera berlari, menjauhi pintu ruang musik.

Alun suara musik masih mengiang di telinganya. Anak itu hanya berlari, lari, dan lari. Hingga saat itu.. anak itu tidak pernah kembali lagi ke sekolah–

— 00 – STORY ENDS HERE(?) – 00 —

 

“Oke, stop. Ceritamu ini nyata ngga sih? Kok ending-nya kayak ending drama banget??” tanya Kirie kebingungan, temannya Millie sedang bercerita mengenai suatu rumor tentang ruangan musik di sekolah mereka. Ruangan itu memang sudah cukup tua, ruang itu dipakai oleh semua kelas. Dari SD sampai SMA.

“Hehehe.. akhirnya emang buatan sendiri siih..” ujar Millie sambil cekikikan, Kirie itu baginya orang paling gampang untuk dijahili. Selain itu karena Kirie agak.. polos? Diberitahu sesuatu, sebagian besar cerita ada yang ditambah-tambahi. Tapi, bagi Kirie, selama cerita itu LOGIS. Maka, Kirie akan percaya saja.

“Eh, tapi cerita itu yang di bagian awalnya nyata kok!” jawab Millie.
“Aku dengar ini dari kakak kelas. Kamu tahu kan, Kak Wendy?” kata Millie lagi. Kirie mengetahui orang itu, segera Kirie pun balik menjawab. “Ah! Tahu, dong! Kak Wendy dari kelas 11-A kan? Yang jadi sekretaris OSIS?”.

“Aku kemarin habis bantuin dia,” ucap Kirie. Ternyata, kemarin Kirie melihat Kak Wendy membawa setumpuk besar kertas. Karena merasa kasihan, kebetulan Kirie sedang senggang jadilah Kirie membantu Kak Wendy membawa, dan menempelkan lembaran tentang pentas seni itu ke seluruh kelas-kelas di sekolahnya.

“Yak! Bener banget, kata Kak Wendy. Dia sedang piket, dan kebetulan kelasnya dekat dengan ruang musik itu. Kak Wendy tadinya berniat pulang, tapi samar-samar Kak Wendy mendengar suara dari ruang musik,”. “Nah, Karena Kak Wendy penasaran. Kak Wendy mendekati pintu itu lalu..” ucapan Millie diputus oleh Kirie di depannya.

“Lalu, Kak Wendy mendengar lantunan lagu itu, ya?” jawab Kirie, dia tak menunggu Millie yang menjelaskan saja. Sebab, mungkin kalau Millie yang jelaskan. Bisa-bisa Kirie harus menunggu sampai 25 jam!
“Iya.. tapi, kamu ngga usah mutus omongan juga dong!” kata Millie pura-pura kesal.

“Oh, iya! Aku lupa bilang. Katanya Kak Wendy dan beberapa murid OSIS pernah mengeceknya pada saat alunan itu berbunyi. Tapi, pada saat mereka membuka pintu ruangan, alunan musiknya berhenti dan tidak terlihat tanda kalau sempat “ada” orang yang menempati ruangan tersebut,” kata Millie lagi.

KRIING!

Bel pulang sekolah sudah mendering kencang. Seluruh anak-anak, termasuk Millie dan Kirie segera salim pada guru kelas mereka, mereka berebut menjadi penyalim pertama. Sebab, penyalim pertama akan dapat 10 ribu dari guru. Lumayan kan, uang 10 ribu bisa buat beli makanan atau minuman. Lalu, mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

— 00 – BEBERAPA HARI KEMUDIAN – 00 —

“Kiriee!!” panggil Millie sambil berlari kearahnya.
“Ada yang dengar lagi, loh! Kali ini Kak Rio, si wakil ketua OSIS yang mendengarnya!”.
“Ya, ampun.. lagi? Dua hari yang lalu kamu bilang Kak Silca, Kak Mitah, Kak Filda, dan sekarang Kak Rio??” ucap Kirie sambil menunjukkan muka tanda bingung.

Entah mengapa, akhir-akhir ini Kirie selalu mendengar ucapan itu setiap kali bertemu Millie. Bagi Kirie sekarang, ucapan itu sudah sangat BIASA. Sebab, dimana pun Kirie bertemu Millie. Yang diucapkan pertama kali bukanlah “selamat pagi”, dan semacamnya.

Tapi, malah berkata, “Kirie! Ada yang dengar lagi loh~”.
Atau, “Eh, Kirie tahu ngga? Katanya–“. Bahkan, yang paling menyebalkan adalah ketika Millie berkata “Kiriee! Dengar deeh!” pada saat mereka sedang berada di depan umuuum?!

Hello~? Kita nih di depan umum! Bisa ngga ngomongnya jangan kenceng-kenceng?? ucap Kirie dalam hatinya. Awalnya sih, Kirie biasa-biasa saja. Tapi, lama-kelamaan Kirie mulai kesal juga. Akhirnya, Kirie berniat menyelidiki alasannya kenapa SETIAP HARI Kirie selalu mendapat ucapan itu.

Kirie mulai bertanya-tanya pada Kak Wendy, yang dianggap orang pertama yang mendengar “bunyi” misterius itu. Tidak lupa, Kirie bertanya juga pada Kak Silca, dan kawan-kawan  yang ikut jadi “pendengar” suara alunan musik di ruang musik. Saat Kirie mewawancarai Kak Mitah, dia diceritakan versi panjang dari rumor di ruangan itu..

 

THE END

[CLOSED] Team Battle – Art Blaster untuk Kedua Tim

Kata kunci:
Gambarkanlah karakter Dytopia kamu (kalau karakter kamu dua orang, gambar dua-duanya) bersama dengan kucingmu sedang bersembunyi dari pasukan pemerintah yang hendak membawamu jadi SABER!

Tipe: Gambar
Batas waktu: Senin 5 Agustus 2019, pukul 08:00:00 (pagi)

Ganbatte~ 🌹
*Alpha’s Team Patrol Officer*

[CLOSED] Team Battle – Story Bazooka untuk Kedua Tim

Kata kunci:
Kamu sedang bermain bersama kucing tersayangmu, ketika tiba-tiba pasukan dari pemerintah datang mengambilmu dengan paksa (jadi anggota SABER).

Ceritakan bagaimana peristiwa itu terjadi! Apa sikap kucingmu, pada saat kamu dibawa pergi oleh mereka?

Tipe: Menulis
Batas waktu: Minggu 28 Juli 2019, pukul 12:00:00

Ganbatte~ 🐈
*Alpha Team Patrol Officer*

[CLOSED] Team Battle – Story Bazooka untuk Tim Bravo

Kata kunci:
Kamu sedang beristirahat di suatu desa. Tetapi, ternyata seluruh orang di desa itu mendukung pasukan POX! Sehingga, kedatangan kamu tidak diterima.
Kamu dan saudara kamu sedang makan di suatu kedai, ketika tiba-tiba saudara kamu keracunan! Kamu meminta pertolongan para penduduk, karena kamu tidak punya sesuatu yang bisa menyembuhkannya. Tapi, ternyata tidak ada satupun penduduk yang mau membantumu.

Tuliskan bagaimana caranya kamu menyelamatkan temanmu!

Tipe: Menulis
Batas waktu: Minggu 15 Juli 2019, pukul 05:41:59

Ganbatte~ 🧐
*Alpha Team’s Patrol Officer*

[CLOSED] Team Battle – Story Bazooka untuk Tim Bravo

Kata kunci:
Salah satu dari dua orang itu tidak bisa melihat karena suatu alasan. Sedangkan mereka harus melawan 74 orang anggota POX.

Tuliskan bagaimana mereka bisa melaluinya dengan selamat!

Tipe: Menulis
Batas waktu: Jum’at 19 Juli 2019, pukul 23:59:59 WIB

Ganbatte~ 🧐
*Alpha Team’s Patrol Officer*

[CLOSED] Team Battle – Story Bazooka untuk Tim Biru

Kata kunci: Misteri Danau Nessie (cerita tentang orang yang bertemu dengan Nessie dan meminta orang lain menyelidikinya)

Tipe: Menulis
Batas waktu: Senin 15 Juli 2019 pukul 12:00:00 (siang)
Poin: 30 poin untuk 1 anggota Tim Biru yang pertama kali menjawab

Ganbatte~ 🎶
*Red Team Patrol Officer*

[CLOSED] Team Battle – Story Bazooka untuk Tim Biru

Kata kunci: Asal usul suatu mesin berwarna merah (siapa nama pembuatnya, bagaimana cara dia membuatnya, dia dapat ide darimana)

Tipe: Menulis
Batas waktu: Senin 15 Juli 2019 pukul 12:00:00 (siang)
Poin: 30 poin untuk 1 anggota Tim Biru yang pertama kali menjawab

Ganbatte~ 🌺
*Red Team Patrol Officer*