Petunjuk cerita: Apel
Petunjuk gambar: Mencari 3 jalan di Maze
Judul: Jewel of Soul
Nama Penulis: Amanda Cahyani (Amanda)
Tema/Genre: Fantasy (Fantasi), Drama (Drama)
==~ Jewel of Soul ~==
==~ Sampul 1 ~==
==~ Sampul Depan ~==
==~ Sampul Belakang ~==
==~ Punggung Buku ~==
==~ Sampul 2 ~==
==~ Sampul Depan ~==
==~ Sampul Belakang ~==
==~ Punggung Buku ~==
==~ Cerita ~==
Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh para murid kelas 7-A. Hari ini, semua orang di kelas akan pergi karya wisata! Murid-murid berangkat tepat pada pukul 7 pagi. Mereka menaiki bis untuk pergi ke destinasi. Selama perjalanan, banyak dari murid-murid tertidur.
Sebab, perjalanan diperkirakan akan mencapai kurang lebih 5 jam! Bahkan itu belum termasuk mampir kemana-mana dulu. Makanya, kebanyakan dari mereka belum juga sampai di lokasi sudah kecapekan. Destiny tidak bisa tidur, seharian penuh dia hanya termangu saja.
Destiny tidak suka karya wisata, baginya itu hanya mengingatkannya akan kejadian yang dulu dia alami. Destiny pernah dikucilkan karena sifatnya. Padahal dulu, Destiny sangat ramah. Sehingga disukai banyak orang. Seperti biasa, jika ada orang terkenal pasti ada juga yang merasa iri.
Destiny punya dua teman akrab, Tapi keduanya ditipu oleh kabar palsu yang disebarkan orang-orang yang tidak menyukai Destiny. Akibatnya, teman-teman Destiny pun jadi menjauhinya. Karena dikucilkan, setiap kali karya wisata diadakan Destiny selalu sendirian.
Ketika mau tidur pun, dia tidur sendirian di pojokan karena tidak mau mendengar “kata-kata” dari teman sekelasnya yang bisa membuatnya bertambah sedih. Hal itu terus terbawa hingga Destiny naik jenjang menjadi SMP.
Saat pertama kali masuk ke kelas, yang lain memperkenalkan diri dengan semangat, lengkap dari a sampai z. Destiny mungkin satu-satunya yang perkenalan dengan datar, hanya dengan memperkenalkan nama saja lalu duduk lagi.
Teman-teman sekelas hanya bingung sesaat saja melihat kelakuan Destiny. Tapi, tidak ada yang mengingatnya lagi setelah semua itu selesai. Kerja kelompok juga begitu. Destiny kebanyakan diam dan setuju saja. Meskipun begitu, teman-teman sekelompoknya tetap bersikap biasa-biasa saja.
Seolah… yang Destiny lakukan itu adalah hal yang sudah biasa terjadi.
Akhirnya, setelah menunggu cukup lama mereka pun sampai juga. Mereka akan menginap disana, mereka akan tinggal selama 2 hari 1 malam. Setelah mereka turun dari bis, mereka semua dipecah menjadi kelompok per kelompok.
Akan dipilih ketua didalam grup tersebut yang bertanggung jawab atas kelompoknya. Destiny berada di kelompok 7 dengan teman sebangkunya, Choco dan satu orang lagi bernama Yani. Pada saat pemilihan ketua, Yani dan Choco bisik-bisik sendiri dan diam-diam merencanakan sesuatu.
Sedangkan di satu sisi lainnya, Destiny terlalu sibuk sendiri hingga hampir tidak mendengarkan dan melihat apa yang teman setimnya bicarakan. Destiny tengah sibuk mengabsen dirinya di buku absen yang baru saja lewat di depannya.
“Baik, sekarang kelompok 7! Siapa Kapten kalian?” Tanya MC, ternyata sudah giliran kelompoknya Destiny.
“DESTINY, PAAAK!” teriak Choco dan Yani dengan kompak, membuat Destiny kebingungan.
“Apa yang—?”
“Oke, berarti Destiny Kapten kelompok 7 ya!” Ujar MC sambil menulisnya di papan yang tengah dia bawa di lengan sebelah kirinya. Belum juga Destiny selesai ngomong, MC sudah keburu menyelak. Membuat Destiny terpaksa setuju mengenai dirinya yang jadi kapten di kelompoknya.
Choco dan Yani hanya cengengesan pada saat ditatap Destiny, membuat Destiny menghela napasnya.
“Kalian yakin?” Tanyanya tiba-tiba.
“Soal apa?” Mereka justru malah bertanya balik pada Destiny.
“Apa lagi? Ya, jelas keputusan aku jadi kapten?” kata Destiny.
Masa sih, mereka belum dengar rumorku? ujar Destiny dalam hatinya.
“Ooh.. jelas dong! Kita berdua sudah setuju kok! Lagipula kami ngga punya bakat mimpin juga siih..” kata Choco, diikuti oleh suara tertawa Yani.
“Hm. Ya, sudah,” kata Destiny cuek, sikap yang Choco dan Yani berikan pada Destiny itu bukan seperti sikap teman sekelasnya yang lain. Biasanya, yang terjadi adalah ketika Destiny bertanya, tidak dijawab alias dicuekin, atau malah pura-pura ngga denger.
Tapi, ada beberapa yang tetap ngobrol dengannya, walau cuma ngobrol kepentingan tugas kelompok saja. Setelah seluruh kelompok selesai ditanya siapa kaptennya. Para kapten maju kedepan dan diberitahu kurang lebih semua kegiatan mereka selama disana. Jadwal itu ditulis di papan.
Beberapa kapten menulis jadwal selama disana didalam notes agar tidak lupa. Sedangkan beberapa ada yang ketinggalan notesnya, atau bahkan bela-belain minjem satu kertas ke sebelahnya karena benar-benar lupa dibawa dari rumah.
Destiny tentunya tidak termasuk, dia sudah benar-benar mempersiapkan semuanya dari rumah. Destiny membawa notes dan tidak buru-buru menulis jadwal itu disana, karena lagipula papannya tidak akan kemana-mana. Setelah semua selesai, mereka semua bermain games hingga siang hari.
Siangnya, setelah mereka makan siang ada jam waktu kosong. Di waktu itu semua murid bebas mau ngapain, tidur boleh, mereka boleh jajan kemana saja mereka mau. Destiny tidak begitu ingin pergi kemana-mana, walaupun mau Destiny harus ada teman yang menemani.
Nah, Destiny tidak punya teman, dia bakal pergi bareng siapa dong? Destiny sudah jadi murid paling dibenci satu angkatan. Destiny tidak punya teman lagi di angkatannya. Kakak-kakak kelasnya cuek, adik kelasnya selalu bilang “sibuk”. Coba kamu terjepit di situasi seperti itu, bikin kamu bingung kan?
“Destiny!”
Tiba-tiba ada yang memanggilnya dari arah hutan kecil. Destiny ketakutan, mengira hantu yang memanggilnya. Saat Destiny menengok, rupanya itu hanyalah Choco dan Yani. Mereka memanggil Destiny dengan isyarat tangan yang artinya, “Sini, deh!”.
Pada saat Destiny menghampiri mereka, Yani langsung menyambar tangan Destiny lalu menggenggamnya. Dan mereka semua berjalan cepat menuju hutan. “Hei! Kalian ngapain, sih? Jurit malam belum dimulai tahu!” Ujar Destiny kebingungan, dia mencoba melepas genggaman Yani.
Hutan itu, memang akan digunakan sebagai tempat acara jurit malam nanti. Kelompok akan masuk secara bergantian, setelah kelompok 1 masuk, kelompok 2 menunggu 1 menit baru ikut masuk, begitupun dengan kelompok 3, sampai seluruh kelompok telah masuk. Mereka sudah ditentukan jalannya.
Sehingga, mereka tidak perlu khawatir masalah tersesat. Entah apa yang dua anak itu rencanakan, tapi Destiny merasa kalau akan terjadi sesuatu yang.. buruk? “Sudah sampai, Yan?” Tanya Choco pada Yani dibelakangnya.
“Belum, sebentar lagi..” jawab Yani cepat.
Destiny melihat ke langit, pohon-pohon tinggi mulai menutupi langit. Kemungkinan, mereka sudah mulai masuk cukup jauh ke hutan. Destiny menghela napas dan berkata dalam hatinya. Kenapa aku jadi ada disini, sih?
“Aah, stop Cho! Kita telah sampai!!” Teriak Yani, membuat kaget Choco yang di depan.
Choco berjalan perlahan-lahan ke tempat Yani dan Destiny berada. Yani maju beberapa langkah dan jongkok tepat di depan rumput besar di hadapan mereka. Yani menyibak sedikit rumput itu, dan terlihat ada sebuah sungai dengan seekor… Ikan mas?!
“Eh, itu ikan mas kan? Beneran ikan mas yang Bu Guru…?!”
“Sst! Jangan berisiik!” ujar Choco sambil menutup mulut Destiny.
“Yaudah, kan cuman nanya… Ngga usah pake nutup mulut segala kali,” Destiny melepas tangan Choco dari mulutnya sedangkan Choco cengengesan.
“Iya, Destiny. Itu Ikan mas beneran, yang Bu Guru pernah kasih tahu ke kita..” jawab Yani pelan.
Ikan mas sudah sangat-sangat langka, hanya tinggal tersisa satu jenis spesies saja di seluruh dunia. Spesies itu sendiri hanya tinggal tersisa 17 ekor. Ikan mas sering diburu, karena itulah dia terancam punah. Dunia memutuskan agar Ikan mas itu dilindungi di wilayah tertutup dan dijaga super ketat.
Agar tidak ada pemburu gelap yang mengambil Ikan mas lagi. Destiny tercegang, di depannya seekor Ikan mas melompat dengan anggun. Ikan itu sangat indah, rasanya Destiny jadi tidak heran lagi kenapa banyak yang memburunya. Ikan itu sangat cantik, ekor panjang berumbai itu benar-benar khas Ikan mas.
Tiba-tiba saja..
Kejadian berlangsung cepat, Ikan mas melompat terlalu tinggi dan terjatuh di daratan! Destiny dan dua lainnya kaget setengah mati. Mereka panik, jika tidak cepat Ikan itu bisa mati karena kekurangan oksigen!
“Nih! Cepat pakai emberku! Ambil air dari sungai!!” kata Choco, dia mengulurkan ember di tangannya.
“Sejak kapan kamu..?”
“Sudah! Buruaaan! Nanti ikannya keburu matii!!” perintah Choco sambil teriak dengan kencang. Akhirnya Destiny tetap menurut saja.
Dengan cepat Destiny keluar dari rumput, menyiduk air dari sungai, lalu berjalan cepat kearah Ikan tadi jatuh. Dengan hati-hati, Destiny menangkap ikan itu, lalu memasukkannya ke ember. Semuanya menghela napas, lega mengetahui Ikannya telah selamat.
Destiny melihat Ikan itu berputar-putar seperti orang kebingungan di dalam ember. Destiny cekikikan tanpa suara, Destiny berjalan ke sungai, dan menuangkan isi ember itu ke dalamnya. Ikan mas langsung kabur begitu air telah bergabung kembali jadi satu dengan air sungai.
Destiny kembali ke tempat Choco dan Yani.
“Nih, embermu.” Ucap Destiny sambil mengulurkan ember milik Choco.
“Trims,” kata Choco sambil mengambil embernya. Yani memberikan Destiny sapu tangan miliknya, menyuruhnya agar menggunakannya untuk membersihkan tangan Destiny yang basah.
“Omong-omong, bagaimana kalian tahu Ikan itu ada disini?” Tanya Destiny seusai dia membersihkan tangannya dengan sapu tangan milik Yani.
“Yani-lah yang menemukannya. Kita lagi main kejar-kejaran dan tak sengaja menemukannya,” jawab Choco.
Hah? Aku ngga salah denger kan? Main kejar-kejaran?? Ya ampuun.. kalian ini anak SMP bukan sih??? Pikir Destiny dalam hati, dia menepuk jidatnya sendiri. Choco sih masih bisa dimaklumi, memang sudah sifatnya supel, tapi Yani? Dia itu anak paling pintar seangkatan looh.. kalau di kelas dia selalu kelihatan pendiam dan belajar terus.
Yani sedang mengobrol dengan Choco. Ketika, Destiny tidak sengaja melihat sesuatu dari balik pepohonan. Seekor ngengat putih yang sedang terbang. Destiny penasaran, ngengat putih itu cukup jarang terlihat. Destiny ingin memfotonya dan bertanya pada guru.
Destiny mengikuti ngengat itu, Destiny membuka hp-nya dan mengeklik tanda kamera. Destiny mempersiapkan kamera itu menjadi resolusi paling HD. Tapi, ternyata sia-sia, akhirnya Destiny mencoba mendekat karena fotonya kurang jelas. Segera.. Destiny merasa ada yang salah dari ngengat itu..
Kenapa ngengat itu mempunyai mata..?
“Eh? … !!!” Destiny menoleh, melihat ngengat itu tiba-tiba ada di sampingnya, dengan kedua matanya menatap lurus kearah mata Destiny. Hanya dalam hitungan detik.. mata itu berubah menjadi sebuah portal besar seukuran manusia, mengisap Destiny masuk kedalamnya..
~~TO BE CONTINUED~~
You must be logged in to post a comment.