Wah, kok loncat ya, dari tugas 6 ke tugas 8?
*Keren, bisa loncat*
*Ngumpulin tugasnya pun terlambat*
///Slap
Tema Cerita : Cerita tentang profesi
Petunjuk Cerita : Guru
Petunjuk Gambar : Alam terbuka dan bayangan //Slap lagi
Nama Penulis : Khalisa Noor Fatiha Shasie
Cerita :
Pahlawan di Tanah Afghanistan
Tahun 3000….
Bumi bukanlah sebuah bumi lagi. Kini bumi adalah tempat bersemayam para raja—para orang yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan segalanya. Orang-orang itu adalah para manusia yang suka korupsi. Karena tingkah laku mereka, negara mereka pun menjadi hancur. Tapi ada juga negara yang hancur karena perang saudara.
Salah satu negara yang hancur karena perang saudara adalah Afghanistan. Kini di sana tidak ada lagi yang namanya kedamaian. Yang ada hanyalah ketakutan yang hebat.
Indonesia juga termasuk dalam negara yang hancur, hancur karena pejabatnya banyak yang korupsi, sementara rakyatnya carut marut karena kebanyakan berantem yang berakhir sebagai perang saudara.
(Sebagai contoh, kemarin waktu pemilu, banyak yang komentar jelek tentang kedua capres cawapres. Siapa hayo?! Ngaku!!!)
Jika mengingat kondisi negerinya sendiri, Arin menjadi sedih. Ia menutup Qur’annya, lalu menatap langit malam Afghanistan yang gelap. Tidak ada bintang, bulan, awan atau pun cahaya.
Arin Kayla, adalah seorang siswa lulusan sekolah perawat berumur 24 tahun. Awalnya, ia menjadi perawat di Afghanistan, hingga akhirnya ia menjadi pengajar di Afghanistan, sebagai relawan. Ia mendapat modal untuk mengajar anak-anak dari PBB.
Note : padahal negara banyak yang korup ya, tapi PBB nya tetep makmur, dimakmurkan oleh duit haram a.k.a uang korupsi.
“Kak Arin…”
Arin menoleh ke arah suara, dan tampak seorang anak lelaki kecil berdiri di mulut tenda.
“Ada apa, Ali? Kenapa belum tidur?” tanya Arin seraya menghampiri Ali. Ali adalah anak berumur enam tahun di pengungsian itu, salah satu teman dekat Arin.
“Kakak juga belum tidur.” jawab Ali. Ia menatap Arin. “Kenapa? Kakak lagi sedih ya? Lagi memikirkan Indonesia ya Kak?”
Arin hanya mengangguk. “Aku memang rindu pada Indonesia.”
“Kata Kak Arin, dulu di Indonesia banyak sawahnya, hutannya lebat, dan sungainya dalam. Terus, lautnya indah banget! Ah, aku jadi mau ke Indonesia nih…” ucap Ali bersemangat.
“Di sini juga tidak kalah menarik kok, Kakak senang berada di sini, mengajar kalian.” balas Arin seraya mengelus kepala Ali. Ali hanya mengangguk senang.
“Sudah malam, ayo kita masuk.” ucap Arin.
Ali mengangguk lagi. Ia segera tidur, sementara Arin termangu di mulut tenda. Ada banyak kesulitan selama ia mengajar di Afghanistan. Tiap pagi, kalau mau salat dan mandi, harus mengambil air, dan kesulitannya adalah melalui gurun yang panjang. Selain itu, air di oase terdekat juga sudah sedikit.
Saat siang hari, suasana menjadi amat terik, seolah-olah matahari berada tepat di atas kepala. Kadang, badai pasir menempa kemah mereka. Dan ketika matahari sudah bersembunyi, sekonyong-konyong suhu turun secara drastis.
Sebenarnya, Arin agak tidak betah di Afghanistan, tapi karena anak-anak yang berharap agar dia selalu mengajar mereka, membuatnya tetap bertahan di Afghanistan.
Karakter Arin yang kuat dan teguh membantunya bertahan di Afghanistan. Hati yang kuat itu, selalu berada di jalan kebaikan.
Arin menghela napas dan beranjak. Ia tidak tau, sejak hari pertama ia berada di antara anak-anak itu, ia dijuluki sebagai Pahlawan di Tanah Afghanistan.
*Note : Ceritanya masih kurang bagus, nanti mau kuedit lagi :D*
Sampul Depan :

*Yang di atas diedit pakai Filmora juga, tapi nggak rusak*
Sampul Belakang :

Sampul Depan :

*Size nya sudah Full Size, tapi tetep aja begitu T^T*
Sampul Belakang :

Sampul Depan :

Sampul Belakang :

Sampul Depan :

Sampul Belakang :

The Last Cover without its back :

*Gambarku memang masih noob*
*Mau diketawain ya silahkan*
*Mau kasih krisar juga boleh desho*
OMG cantik bangeeeet?!! Aku paling suka yg model autumn itu.
Ngakak baca intronya hahah xD ceritanya blm aku baca, menyusul yakk
Astagaaa ini si filmora asli bikin aku pengen facepalm xD eh gambar digitalnya pake app apa ini? Masih paint 3d? Yg filmora ga usa dipake lagi kali? Daaah campakkan aja kyk putusin mantan 😛 Kmrn udh aku kasih tahu cara masukin logo pake paint 3d kan?
LikeLike
Eh, aku pake Sketchbook yang warna merah…
Terus, yang paint 3D itu…
Nanti kupelajari lagi ya Tante ///slap
LikeLike
lahh kalo udah pake sketchbook yg merah udah ga usah pake paint3d maupun filmora lagi, udah tinggal nambahin logo aja, di menu bagian atas itu ada pilihannya, tombolnya bentuknya kyk lukisan gitu… itu untuk insert picture. Tinggal dipilih aja file logonya. Enak lagi pas resize nya ga usah takut gepeng krn dia auto lock rasionya 😀
LikeLike