Dag dig dug rasanya aku harus menghadapi Mas Arif petugas percetakan. Membawa hp milik bunda sendirian. Bunda duduk manis bersama adik di depan percetakan sambil makan tahu.
“Mas, saya mau mencetak buku sesuai tugas dari cerivitas ini,” kataku menunjukkan print out tugas dari Kak Sari.
“Oke, mana filenya?” tanya Mas Arif.
“Ini,” aku menyodorkan file dari hp.
“Mau doff atau glossy?” tanya Mas Arif.
Duh rasanya bingung sekali, aku belum begitu paham. Lalu aku meminta contoh yang bisa kuraba.
“Nggak gilap aja, Mas. Yang lembut aja,” kataku.
“Bener nih, nggak takut ketumpahan air?” kata Mas Arif sambil mencatat pesananku.
“Kapan jadinya, Mas?” tanyaku.
“Dua minggu lagi ya? Antrinya lumayan banyak,” kata Mas Arif.
Setelah membayar aku pulang.
Setiap pulang sekolah aku datang menanyakan bukuku. Duh, nggak sabar aku memegangnya.
Akhirnya semalam akupun mendapatkan bukuku. Sepertinya Mas Arif bosan melihatku setiap hari. Hehehe
Halooo Aliv! Wowww ini keren bangeet buku notesnya! Berat juga perjuangan kamu mencetaknya yaa, sampe harus menunggu lama hehehehe… tapi gpp, jadi pelajaran berharga. Akhirnya kamu bisa cetak buku sendiri kan… ternyata begitu caranya hehe ^^ nanti kamu jadi bisa cetak yang buku kamu berikutnya, atau cetak yg lain2… tinggal bikin desainnya lalu kasih ke percetakan. Gimana rasanya, semoga seneng yaaaa 😀 😀
I’m glad you did it successfully, you’ve done a very good job, Aliv! Tetap semangaat~
Poin:
– cetak buku: 400
– cerita: 50
– share di sosmed: 100
Total: 550 poin, congrats!!
LikeLike
Malu, sih kalau ketemu petugas percetakan. Tapi Aliv senang, Kak. Nggak sabar dapat tugas lagi dan lagi.
LikeLike